JAKARTA, SP - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia atau Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari,
bersyukur, bangga, dan berterima kasih atas atlet Indonesia di SEA Games 2025.
"Alhamdulillah, capaian medali emas dan prestasi luar biasa yang diraih Tim Indonesia di SEA Games Thailand 2025 adalah hasil dari kerja keras," kata Okto dalam rilis resmi KOI, Sabtu (20/12/2025), di tengah penutupan Pesta Olahraga Tersebut di Kawasan Asia Tenggara tersebut.
"Pengorbanan, dan perjuangan panjang yang dilakukan dengan sepenuh hati. Ini bukan hanya kemenangan di arena pertandingan, tetapi kemenangan bagi seluruh bangsa Indonesia," paparnya.
Menurut Okto, keberhasilan Indonesia tidak terlepas dari dukungan penuh pemerintah. Perhatian dan komitmen pemerintah dinilainya turut mengatrol pencapaian atlet Indonesia.
Selanjutnya, KOI akan menyampaikan laporan resmi hasil dan capaian Indonesia di SEA Games Thailand kepada Menpora, untuk selanjutnya dilaporkan ke Presiden Republik Indonesia.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Cabang Olahraga, para atlet, pelatih, ofisial, serta tim pendukung yang telah berjuang tanpa lelah," kata Okto.
"Kalian telah membawa Merah Putih berkibar dan Indonesia Raya berkumandang di Thailand. Perjuangan ini adalah kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.
Kendati pencapaian kontingen Indonesia di SEA Games 2025 memuaskan, Okto menegaskan bahwa pesta olahraga Asia Tenggara ini merupakan sasaran antara, bukan utama.
SEA Games merupakan bagian dari proses menuju ajang yang lebih besar, Asian Games Nagoya 2026 dan Olimpiade Los Angles 2028, yang merupakan sasaran utama Indonesia.
"Kami berharap capaian di SEA Games Thailand 2025 ini menjadi momentum untuk melangkah lebih kuat, lebih siap, dan lebih percaya diri menghadapi tantangan di level Asia maupun dunia."
"Prestasi ini harus menjadi penyemangat untuk terus menjaga konsistensi, meningkatkan kualitas, dan menatap masa depan dengan optimisme. Terima kasih atas perjuangan," ujar Okto.
Samai Sejarah 34 Tahun
Kontingen Indonesia dalam SEA Games 2025 mengukir sejarah dengan meraih 91 medali emas, hampir menyamai rekor 34 tahun silam. Dalam SEA Games edisi ke-33 di Thailand ini, total medali yang diraih Indonesia adalah 333. Rinciannya, 91 medali emas, 111 medali perak, dan 131 medali perunggu.
Ini pencapaian istimewa. Sudah lama Indonesia tak menempati posisi runner up dengan jumlah emas lebih dari 90 keping. Indonesia terakhir kali jadi runner up pada edisi 1995.
Ketika itu kontingen Indonesia menjadi runner up dengan 77 emas, 67 perak, dan 77 perunggu. Posisi di klasemen memang sama, tetapi jumlah medali dalam edisi 2025 lebih banyak.
Jika ditarik ke belakang, ketika Indonesia tidak bertindak menjadi tuan rumah, sangat jarang jumlah medali emas yang diraih atlet-atlet Indonesia lebih dari 90 keping.
Sebelum ini hanya dua kali atlet-atlet Indonesia bisa mengumpulkan lebih dari 90 emas di SEA Games. Pertama, pada edisi 1989 di Malaysia dengan jumlah 102 medali emas.
Setelah itu tercipta lagi pada edisi 1991 di Filipina, sebanyak 92 emas. Setelah 34 tahun berlalu, Indonesia kembali bisa membukukan lebih dari 90 emas, tepatnya 91 emas di SEA Games 2025.
Perolehan 91 medali emas ini sekaligus pula melampaui target pemerintah. Sebelum berangkat ke SEA Games 2025, target yang dipatok pemerintah adalah 80 emas.
Sukses ini tak lepas dari perjuangan atlet selama ajang. Ada yang targetnya meleset, ada pula yang melampaui target. Yang pasti, semua atlet telah memberikan yang terbaik.
Atas perjuangan tersebut pemerintah menjanjikan bonus sebesar Rp1 miliar kepada peraih medali emas. Namun, belum ada rincian untuk perak, perunggu, emas kedua dan seterusnya.
Sejumlah cabang olahraga Indonesia menjadi juara umum di SEA Games 2025. Beberapa di antaranya adalah badminton, panahan, pencak silat, wushu, dan juga perahu naga.
Dari 1.021 atlet yang dikirim dalam SEA Games 2025, beberapa di antaranya meraih lebih dari tiga emas. Dan, atlet dengan medali terbanyak adalah Martina Ayu Pratiwi dari triathlon.
Status runner up ini menyamai pencapaian kontingen Indonesia pada SEA Games 1995. Ketika itu, yang juga berlangsung di Thailand, Indonesia menjadi runner up.
Total medali Indonesia adalah 77 emas, 67 perak, dan 77 perunggu. Hanya saja pencapaian edisi kali ini dan 30 tahun lalu tak bisa dikomparasi, sebab situasinya tidak sama.
Pada 1995 misalnya, hanya ada 28 cabang olahraga yang dipertandingkan. Total medali emas yang diperebutkan dalam SEA Games edisi ke-18 tersebut adalah 338.
Adapun pada edisi 2025 ini ada 50 cabang olahraga yang dipertandingkan. Total medali emas yang diperebutkan adalah 576. Ini tidak termasuk medali dari olahraga demonstrasi.
Sementara itu, Chief de Mission (CdM) Tim Indonesia untuk SEA Games 2025 Bayu Priawan Djokosoetono menilai raihan sementara 52 medali emas mencerminkan kualitas atlet Indonesia yang semakin matang.
“Ini bukan overoptimistis, tetapi menunjukkan kualitas atlet kita,” kata Bayu.
Bayu menyebut tim CdM terus melakukan pendampingan intensif kepada atlet dan ofisial selama SEA Games berlangsung, baik melalui kunjungan langsung ke arena pertandingan maupun dukungan nonteknis.
Salah satu fasilitas yang dimaksimalkan adalah Rumah Indonesia yang berfungsi sebagai ruang pemulihan mental dan kebersamaan atlet.
“Dukungan dari Presiden dan Menpora sangat terasa dan menjadi tambahan energi bagi atlet saat bertanding,” ujar Bayu, seraya berharap performa kontingen Indonesia terus meningkat hingga hari terakhir SEA Games Thailand 2025.
Perhatian Presiden Prabowo
Tren positif penampilan Kontingen Indonesia sehingga mampu stabil berada di peringkat dua besar klasemen perolehan medali SEA Games ke-33 Thailand 2025 menunjukkan semangat luar biasa dari para atlet, pelatih dan pembina dalam mengharumkan nama bangsa dan negara.
Trengginasnya perjuangan para atlet di medan perburuan medali pesta olahraga terbesar Asia Tenggara ini juga menjadi sinyal pembinaan yang dilakukan induk organisasi cabang olahraga sudah berada berada dalam jalur yang benar.
Namun suntikan semangat dan perharian dari Presiden Prabowo Subianto dengan antara lain meningkatkan bonus peraih medali emas menjadi Rp1 miliar menjadi pelecut semangat luar biasa bagi anak-anak bangsa untuk mengumandang Lagu Indonesia Raya dan mengibarkan Bendera Merah Putih di Negeri Gajah Putih.
“Saya mengerti setiap atlet pasti ingin memberikan yang terbaik ketika mendapat kepercayaan membela nama bangsa dan negara di ajang multi event manca negara. Namun perhatian dan dukungan Presiden Prabowo diantaranya dengan langsung menaikan bonus menjadi Rp1 miliar menjadi suntikan semangat yang luar biasa bagi para atlet,” kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia atau Presiden National Olympic Committee (NOC) Indonesia, Raja Sapta Oktohari ketika ditanya para wartawan di Bangkok, Thailand, Rabu (17/12/2025).
Menurut Okto, demikian panggilan karib Raja Sapta Oktohari, hal ini bukan soal pragmatis namun dengan perhatian dan dukungan Presiden Prabowo itu membuat para atlet merasakan kehadiran negara. Mereka merasa diperhatikan negara.
Dengan dukungan ini para atlet meningkat semangat tempur tidak mau kalah di arena pertandingan. Mereka tidak gentar meskipun bertarung di Negeri Gajah Putih yang selama ini terkenal angker bagi atlet tamu. Indonesia sudah merasakan hal ini ketika pertama kali kehilangan gelar juara umum pada SEA Games Bangkok tahun 1985 dan kemudian di Chiang Mai tahun 1995. Mulai sejak itu Indonesia tidak lagi bisa juara umum bila SEA Games digelar di luar Indonesia.
Lebih lanjut Okto mengemukakan, dukungan Presiden Prabowo tidak hanya dengan menaikkan jumlah bonus namun juga terus memberikan perhatian ketika atlet berjuang di SEA Games. Disebutkan, Presiden Prabowo menyatakan kebanggaannya atas keberhasilan para atlet meraih emas demi emas.
“Perhatian ini merupakan sinyal kuat dukungan negara tidak akan berhenti pada SEA Games Thailand 2025 saja namun akan berlanjut ke multi event internasional berikutnya seperti Asian Games dan Olimpide. Jika di SEA Games saja perhatiannya sebesar ini, kita bisa membayangkan dukungan ke depan menuju Asian Games dan Olimpiade,” ungkap Okto.
Untuk itu Okto mengingatkan, para atlet dan pembina olahraga di Tanah Air jangan puas sampai di sini saja. Prestasi harus terus ditingkatkan dengan meningkatkan pembinaan yang sudah dilakukan dengan baik selama ini. Diharapkan, pemerintah juga akan meningkatkan anggaran untuk pembinaan prestasi khususnya dan olahraga umumnya.
“Jangan lagi olahraga dianggap sebagai bidang kelas tiga dalam pembangunan negara kita sehingga sebelumnya hanya mendapat anggaran Rp10 miliar untuk SEA Games ini. Beruntung kemudian Presiden Prabowo yang juga orang olahraga langsung meningkatkan anggaran enam kali lipat. Sekali lagi ini membuktikan perhatian dan dukung Presiden terhadap olahraga,” tegas Okto.
Menyinggung tentang kemungkinan Indonesia sudah aman berada di posisi dua besar di bawah Thailand sehingga melampaui target yang dicanangkan semula, Okto mengemukakan, perjuangan masih berlangsung.
Karena itu, Okto meminta agar anggota Kontingen Indonesia tidak terlena. Semua tetap fokus dan semangat untuk menambah raihan emas karena peluang untuk itu masih terbuka lebar hingga penutupan SEA Games, Sabtu (20/12/2025).
Sampai Rabu malam Indonesia tetap kokoh di peringkat dua klasemen perolehan medali dengan raihan 72 emas, 85 perak dan 105 perunggu. Masih dibutuhkan 8 emas lagi untuk memenuhi target mendulang 80 emas.
Okto mengapresiasi cabor yang mampu memenuhi dan bahkan melewati target perolehan medali. Hal ini diharpkan menjadi peecut semangat para atlet yang masih bertanding untuk memberikan yang terbaik.
“Per hari ini kita berada di peringkat kedua. Ini tentu membanggakan, tetapi kita tidak boleh terlena. Sumber-sumber medali emas masih ada di cabang-cabang berikutnya dan harus terus kita jaga sampai SEA Games berakhir,” ujar Okto.
Lima Emas dan Dua Perak
Kontingen Indonesia berhasil mengakhiri SEA Games 2025 di posisi runner up. Siapa yang menyumbang medali emas terbanyak untuk Indonesia?
Indonesia memasang target 80 emas di SEA Games 2025 untuk duduk di posisi ketiga. Namun target itu berhasil dilewati oleh Indonesia lewat kehebatan atlet-atlet Indonesia di arena pertandingan.
Target emas tersebut jauh dilampaui oleh atlet-atlet Indonesia. Target 80 emas itu bahkan dilampaui jauh oleh atlet-atlet Indonesia. Lalu siapa penyumbang medali emas terbanyak bagi Indonesia?
Penyumbang medali emas terbanyak adalah Martina Ayu Pratiwi, atlet yang bertarung di triathlon. Selain lima emas, Martina Ayu merebut dua perak untuk kontingen Indonesia.
Martina Ayu mengikuti tujuh nomor di triathlon dan semuanya berbuah medali. Ia menang di nomor Beregu Putri Aquathlon, Beregu Campuran Aquathlon, Duathlon Team Relay putri, Duathlon beregu campuran, Individual Triathlon.
Sedangkan perak didapat oleh Martina Ayu di nomor mixed triathlon team relay dan women's triathlon team relay.
Atlet-atlet Indonesia di Triathlon memang panen medali emas. Rashif Amila Yaqin juga merebut tiga medali emas yaitu di nomor individu triathlon putra, mixed aquathlon team relay, dan men's aquathlon team relay.
Sementara itu di deretan atlet yang menyumbang dua emas terdapat nama-nama top di antaranya Sabar Karyaman/M. Reza Pahlevi, Janice Tjen, Dewi Laila, Riau Ega Agatha, dan Jason Donovan Yusuf.
Tim Triatlon Indonesia memang mengukuhkan dominasinya di panggung Asia Tenggara. Skuad Merah Putih resmi menyandang gelar juara umum cabang olahraga triatlon pada SEA Games 2025 Thailand setelah menyapu bersih dua medali emas di nomor perorangan putra dan putri, Jumat (19/12/2025).
Berlaga di Pantai Leam Mae Phim, Rayong, dua atlet andalan Indonesia, Martina Ayu Pratiwi dan Rashif Amila Yaqin, menjadi aktor utama di hari terakhir kompetisi. Keberhasilan ini membuat Indonesia mengoleksi total 7 medali emas dari disiplin triatlon, akuatlon, dan duatlon.
Martina Ayu Pratiwi tampil memukau dengan meraih medali emas kelimanya di ajang ini. Ia memenangi nomor triatlon perorangan putri setelah melahap rute renang 750 meter, balap sepeda 20 km, dan lari 5 km dengan catatan waktu 1 jam 11 detik.
Martina unggul dari atlet Filipina, Kira Ellis (1 jam 1 menit 3 detik), yang harus puas dengan medali perak. Sementara itu, medali perunggu diraih wakil Singapura, Herlene Natasha Zhihui Yu.
Pada sektor putra, Rashif Amila Yaqin yang akrab disapa Ami, menunjukkan kelasnya sebagai yang tercepat. Ami menyabet emas dengan catatan waktu 54 menit 37 detik, mengungguli duo Filipina, Andrew Kim Remolino dan Fernando Jose Casares.
"Kemenangan ini hasil kerja keras seluruh tim. Kami datang untuk memberikan yang terbaik bagi Indonesia," ungkap perwakilan tim di lokasi pertandingan.
Tambahan dua emas di hari terakhir memastikan posisi Indonesia sebagai pemuncak klasemen cabang triatlon. Indonesia mengumpulkan total 7 emas, 3 perak, dan 1 perunggu. Raihan ini melampaui Filipina (3 emas) dan Vietnam (1 emas).
Kejayaan Indonesia sudah dimulai sejak disiplin akuatlon dengan raihan tiga emas, disusul dua emas dari disiplin duatlon pada hari-hari sebelumnya.
Adapun klasemen akhir medali SEA Games 2025 menempatkan Kontingen Indonesia di peringkat kedua dengan perolehan terbaik dalam 30 tahun lebih. Kontingen Indonesia menutup SEA Games 2025 dengan 333 medali di mana 91 di antaranya merupakan medali emas. Ini menjadi rekor tandang terbaik dalam 32 tahun, melampaui target dan menegaskan kebangkitan prestasi regional.
Indonesia mencatatkan jumlah medali emas terbanyak untuk suatu SEA Games tandang sejak SEA Games Manila 1991. Catatan terbaik tandang Indonesia masih terjadi pada SEA Games 1989 Kuala Lumpur (102 emas) disusul SEA Games 1991 Manila.
Beberapa catatan sejarah ditorehkan seperti ketika Timnas Futsal Indonesia mengalahkan Thailand sang penguasa SEA Games dengan skor 6-1 untuk meraih medali emas perdana mereka.
Pasukan Hector Couto merontokkan tuan rumah Thailand yang sebelum ini selalu memenangkan medali emas dalam lima edisi SEA Games di mana futsal dipertandingkan sejak 2007.
Selain itu, Tim Es Hoki Putra Indonesia juga berhasil menang dramatis atas juara bertahan Thailand pada laga final. Ini juga menjadi medali emas pertama tim Es Hoki Putra di SEA Games.
Beberapa cabor mencatatkan diri sebagai penyumbang medali terbanyak buat Tim Indonesia, yakni Atletik (9 emas, 5 perak, 6 perunggu), menembak (6 emas, 9 perak, 8 perunggu) dan cabang olahraga panahan (6 emas, 2 perak). Menembak juga menjadi cabor yang paling banyak meraih total medali lewat 23 medali, atletik dengan 20 medali, pencak silat 12 medali, serta renang dan balap sepeda dengan 11 medali. Di puncak, Thailand menjadi penguasa jumlah medali akhir dengan torehan 495 medali dengan 233 di antaranya merupakan medali emas. Angka tersebut merupakan jumlah medali emas tertinggi sepanjang pergelaran SEA Games.
Ketua Umum NOC Indonesia Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, menyampaikan apresiasi tinggi atas perjuangan seluruh atlet yang tergabung bersama kontingen Merah Putih.
“Peringkat kedua dengan raihan 91 medali emas adalah prestasi yang sangat membanggakan dan bersejarah," ujar Okto dalam rilis yang diterima Kompas.com pada Sabtu (20/12/2025).
"Ini menjadi pencapaian terbaik Indonesia dalam 30 tahun terakhir, sekaligus bukti bahwa pembinaan olahraga nasional berjalan di jalur yang tepat." "Terima kasih kepada para atlet, pelatih, ofisial, federasi cabang olahraga, serta dukungan pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Okto.
Pengamat olahraga Gatot S. Dewa Broto menilai apa yang telah ditunjukkan di SEA Games Thailand ini menunjukkan Indonesia berada di jalur tepat untuk kembali ke masa jaya olahraga Asia Tenggara.
“Tampil di SEA Games ketika bukan kita tuan rumah memang masih menjadi tantangan berat," tuturnya.
"Sejak SEA Games Singapura 1993, kita tidak pernah lagi membawa pulang lebih dari 88 emas. Kini, mimpi buruk selama 32 tahun itu berhasil kita lewati."
“Tentu rekor baru dalam keikutsertaan kita di ajang multi event tidak hanya berhenti di sini," ujarnya melanjutkan. "Kita harus ciptakan lagi sejarah baru dengan pencapaian tersukses di Asian Games mendatang." (ril)