Ponticity post authorelgiants 27 Maret 2020

Corona di Tengah Masyarakat Susah

Photo of Corona di Tengah Masyarakat Susah Grafis Coco

PONTIANAK, SP - Pandemi virus corona tak hanya berisiko terhadap orang-orang mampu, yang suka melancong ke luar negeri. Terus meluasnya penyebaran covid-19 ini, membuat masyarakat miskin menjadi salah satu kategori yang paling rentan terdampak virus corona.

Di Kalbar, terutama di Kota Pontianak, virus corona telah melemahkan sebagian ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah. Beberapa tukang parkir mengeluhkan sepinya motor pengunjung di tempat biasanya mereka memarkirkan kendaraan.

Di sisi lain, beberapa OPD telah merealokasi anggaran untuk mengatasi kasus covid-19. Sekretariat DPRD Kalbar misalnya, telah merealokasi Rp14 miliar dari pemotongan anggaran masing-masing OPD perjalanan yang dilakukan oleh gubernur. Pemkab Landak juga merealokasikan APBD sebesar Rp20 miliar untuk penanganan corona.

Keluhan Driver Go Jek

Junny, seorang driver Go Jek Pontianak, mengaku bahwa saat ini omset orderan menurun. Bahkan, menurut dia, penurunan itu hingga 80 persen. Penurunan ini terjadi sejak diberlakukannya Work From Home (WFH) dan Stay at Home (STAH).

“Dalam sehari, di hari normal, biasanya bisa mengumpulkan hingga 25 poin bahkan lebih. Namun sejak maraknya wabah Covid-19 ini, penurunan drastis.  Dalam 2 jam, kita menunggu tapi tak dapat orderan," kata Junny.

Junnny merupakan warga Pontianak Kota. Biasanya dia turun ngojek sejak pagi hingga sore dan lanjut lagi ketika malam. Namun, saat ini jadwalnya diubah. Ia hanya mengaktifkan aplikasi go jek itu sejak siang, dan akan lanjut hingga malam. 

"Tapi itulah, penghasilan menurun. Kondisi seperti ini mestinya banyak kebijakan pemerintah, yang berpihak kepada kami," ujarnya. 

Warung Makan Tutup

Salah satu pemilik warung makan di Jalan Tanjungpura, Sumi mengeluhkan hasil penjualan menurun drastis, pasca ada imbauan dari pemerintah agar tetap di rumah.

"Ndak seperti biasanya, kalau untung pun sikit, bahkan biasa ndak balek modal," katanya kepada Suara Pemred, Jumat (27/3).

Dulunya, kata Sumi, dalam sehari ia bisa mendapat omzet dari daganggnya sebesar Rp250 ribu. Namun sejak merebaknya virus corona dan imbauan agar warga mengurangi aktivitas di luar rumah, Sumi mengaku kini penghasilannya sangat mengkhawatirkan.

"Semoga bisa seperti dulu lagi, saya juga takut sebenarnya untuk berjulan, tapi mau tidak mau saya harus tetap jualan. Kalau tadak keluarge saya maok makan ape,” akunya.

Susah Penuhi Kebutuhan

Salah satu tukang parkir di Kota Pontianak, Jepri mengatakan dengan adanya pandemi Covid-19 tentu sangat berdampak pada pendapatan kesehariannya. Dengan pelarangan warga untuk keluar rumah mengakibatkan masyarakat mengurangi aktivitas. Sehingga berdampak pada jumlah pengunjung yang bisa diparkirkan kendaraannya. "Ya sangat berdampak, sekarang nyari buat makan saja sudah susah," ucapnya.

Ia menambahkan sebelum adanya pandemi Covid-19 dirinya bisa mendapatkan penghasilan rata-rata 100 hingga 200 ribu rupiah perhari. Namun setelah adanya pandemi Covid-19 untuk mendapatkan penghasilan 50 ribu rupiah saja sulit. "Biasa cukuplah buat makan, tapi sekarang buat rokok saja susah," katanya.

Dirinya menyampaikan adanya anjuran pemerintah untuk tidak bekerja diluar rumah juga sebaiknya memperhatikan rakyat kecil. Pekerjaan yang jalani mengharuskan dirinya bekerja diluar rumah. Sehingga tidak mengikuti anjuran yang di keluarkan pemerintah. "Kalau tidak bekerja mana mau makan," ujarnya.

Ia berharap pemerintah memberikan solusi terhadap para pekerja yang mendapatkan upah harian seperti dirinya. Jika pemerintah melarang untuk bekerja di luar rumah maka harus ada solusi yang diberikan.

Jepri berharap agar situasi seperti ini tidak berlangsung lama dan perekonomian kembali normal. Sehingga dirinya dan para pekerja lain yang serupa bisa mendapatkan penghasilan kembali. "Kita berharap pemerintah ada solusi bagi pekerja seperti kami," paparnya.

 Hotel Pontianak Sepi

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar, Yuliardi Qamal mengatakan pandemi Covid-19 sangat berdampak terhadap hotel di Kota Pontianak. Karena kebijakan-kebijakan pemerintah untuk melarang kegiatan orang berkumpul. Sudah pasti akan menurunkan tingkat hunian hotel di Kota Pontianak.

Selain itu daya beli masyarakat di Kota Pontianak juga menurun. Namun pihaknya dalam hal ini secara penuh mendukung kebijakan yang di ambil pemerintah daerah. Dalam upaya penanganan dan pencegahan pandemi Covid-19.

"Karena kita pasti sepakat saat ini, kita lebih mengutamakan kesehatan di banding dengan keuntungan yang akan kita dapat," ucap Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kalbar, Yuliardi Qamal.

Ia menambahkan tingkat hunian hotel merosot sangat signifikan. Sampai saat ini diperkirakan penurunannya sampai 50 persen. Kemudian  akan jauh meningkat lagi jika pandemi Covid-19 ini tidak teratasi.

Dikatakannya sejauh ini tidak bisa yang banyak diperbuat PHRI. Selain mematuhi kebijakan dari pemerintah dan berharap masalah pandemi Covid-19 dapat di atasi dengan segera.

"Ada juga anggota saya menawarkan menu-menu hotel, restoran yang bisa di pesan lewat jasa onlinene, bersih-bersih seluruh lokasi hotel dan restoran," katanya.

Dirinya berharap agar pandemi Covid-19 bisa cepat diatasi. Pihaknya juga mengapresiasi Pemerintah Kota Pontianak yang mengabulkan permintaan untuk pembebasan pajak hotel dan restoran enam bulan kedepan.

Area HRM Orchard Pontianak, Meri mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi sangat berdampak pada penurunan tingkat okupansi hotel. Hingga saat ini penurunan terjadi hampir sekitar 90 persen terhadap tingkat hunian.

"Dari biasanya kita okupansi sekitar 70 hingga 80, sekarang turun hingga 90 persen," ucap Area HRM Orchard Pontianak, Meri saat diwawancarai pada Jum'at (27/3).

ia menambahkan penurunan tersebut pasti terjadi pada semua hotel. Dengan pandemi Covid-19 semha sektor wisata diyakini mengalami penurunan. Dirinya menyampaikan selama pandemi Covid-19 banyak tamu yang membatalkan rencana menginap. Karena untuk kunjungan ke daerah juga dilakukan pelarangan. 

Salurkan Bantuan Donasi

Gerakan Pengusaha Kalbar Peduli, mulai menyalurkan bantuan hasil donasi mereka kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dalam rangka memerangi Covid-19 Kalbar. Menurut Ketua Gerakan, Arie Chandra, bantuan tersebut sudah disalurkan ke Pemprov Kalbar, Pemkot Pontianak, Pemkot Singkawang, Pemkab Kubu Raya, RS Untan dan lainnya.

Beberapa bantuan juga akan disalurkan ke Pemnda lainnya di Kalbar dalan beberapa hari ke depan. Pihaknya juga bekerjasama dengan Polda Kalbar dan Kodam XII Tanjungpura, untuk penyaluran masker kepada masyarakat.

“Bantuan ini, berupa alat medis dan Alat Pelindung Diri (APD) di antaranya masker, hazmat, kacamata safety, hand sanitizer, dan lainnya,” kata Arie.

Arie menyatakan, bantuan tersebut, nantinya akan disitribusikan oleh Pemda setempat kepada tim medis dan rumah sakit yang sedang berjuang menghadapi wabah ini di Kalbar. Karena di tengah kondisi sekarang dimana dunia serentak mengalami musibah yang sama, tentu alat-alat ini sulit didapatkan.

“Jadi, kami inisiatif untuk menyumbang APD dan alat medis lainnya. Ini bantuan yang bisa kami berikan dari donasi para pengusaha Kalbar,” ujarnya.

Selain itu, para Pengusaha Peduli Kalbar, juga memberikan bantua sekitar 16.000 Rapid Test. Arie menyatakan, pihaknya juga berencana untuk membuat bak cuci tangan yang akan disebar di sejumlah titik strategis di Kalbar.

Arie menjelaskan, saat ini adalah momentum dimana dunia usaga untuk kompak dan bersatu. Pasalnya di sejumlah negara, Covid-19 telah meluluhlantakkan perekonomian.

“Kepedulian dan kekompakkan kita dibutuhkan untuk saat ini. Kalau kita menyumbang sendiri-sendiri, tentu jumlahnya kecil dalam menghadirkan bantuan. Tetapi kalau dikumpulkan tentu akan banyak dan keleluasaan terasa. Bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat,” kata dia.

Bersama Kadin Kalbar, Arie juga meminta kepada asosiasi usaha sektor pangan, ritel, dan logistik untuk memastikan kelancaran usahanya. Selain itu penyaluran kepada masyarakat harus dilakukan secara normal. Menurutnya stok dan distribusi bahan pokok harus tetap lancar pada momen sekarang ini.

Antisipasi PHK

Anggota DPRD Kalbar, Suib mengatakan untuk mengantisipasi terjadinya PHK akibat Covid-19, semua perusahaan harus mengerti dengan posisi dan kondisi yang tidak direncakan seperti ini. Perusahaan harus bijaksana, jangan hanya memikirkan keuntungan semata, tetapi dari aspek sosial juga harus dipikirkan.

"Aspek pengertian dari kondisi sosialnya, supaya tidak berdampak terhadap kejadian yang kita alami pada tahun 1998. Maka perlu  kerjasama semua komponen perusahaan, untuk memahami aspek sosialnya. Artinya rugi ataupun tidak rugi, dalam situasi yang genting seperti ini," kata dia.

"Kalaupun perusahaan mengalami beberapa kerugian, inikan diluar perencanaan. Tentunya bisa berkoordinasi dengan pemerintah untuk bisa bekerjasama dalam artian sharing kerugian, supaya tidak terjadi PHK. Tentu mengacu pada regulasi yang ada," jelasnya.

Suib berharap, pemerintah juga mengakomodir mengenai tenaga kerja dan dunia usaha disaat Covid-19 ini. Supaya memberikan keringanan terhadap beberapa sektor yang berkepentingan. Dia mengenggolongkan ada beberapa dampak Covid-19 ini, pertama masyarakat dengan pendapat menengah keatas, yang mana fokusnya bagaimana terhindar dan terselamatkan dari dampai Covid-19 ini.

Kemudian Kelompok masyarakat yang melawan Covid-19 tapi bergantung dengan pendapat hari-hati.  Kelompok menengah ke bawah ini yang perlu diperlukan perhatian sangat serius. Karena mayoritas di Kalbar menengah ke bawah.

“Ketika menengah ke bawah ini tidak ada perhatian khusus, untuk kebutuhan hari-hari mereka akan terganggu. saya pikir pemerintah sudah matang untuk mengarah kesana, sehingga pemda diintruksikan untuk membuat formulasi memperhatikan kelompok masyarakat ini," papar Suib. (din/sms/iat/mul)

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda