Siapa yang tak mengenal Bukit Jamur. Sebuah kawasan wisata alam
perbukitan yang marak diperbincangkan dan dikunjungi para pendaki. Bukit ini
bahkan disebut menyerupai puncak Gunung Semeru.
Pada medio akhir tahun 2014 serta awal 2015, Bukit Jamur mulai
terkenal dan semakin ramai dikunjungi. Bahkan sempat menjadi perbincangan
hangat di media-media sosial. Seiring waktu, Bukit Jamur kini tetap menjadi
salah satu andalan pariwisata di Kabupaten Bengkayang.
Letaknya yang berada diketinggian, merupakan satu di antara
tempat terbaik untuk melihat pesona alam Kabupaten Bengkayang. Sebuah kabupaten
yang dikelilingi oleh gunung, bukit dan lembah yang mempunyai pemandangan alam
yang sangat mempesona.
Oleh sebagian masyarakat Kabupaten Bengkayang, Bukit Jamur
disebut juga dengan nama Bukit Batu karena memang bukit ini terdiri dari
hamparan batu yang cukup besar.
Bukit Jamur berdasarkan kewilayahan tepat berada di Dusun
Jaku, Kelurahan Bumi Emas Bengkayang atau hanya berjarak lebih kurang enam
kilometer dari pusat Kota Bengkayang. Untuk mencapai dusun ini hanya diperlukan
waktu sekitar 20 menit dari pusat kota menggunakan kendaraan pribadi melalui
jalan kecil desa yang kondisinya sudah cukup baik.
Sementara, untuk sampai ke puncak bukit, pengunjung harus
menempuh perjalanan mendaki selama dua hingga tiga jam melewati jalan setapak
yang dibuat oleh warga setempat. Melewati hutan rimba dengan pepohonan yang
masih sangat rindang serta sungai-sungai kecil yang mengaliri air dari puncak
bukit.
Perjalanan yang cukup melelahkan ke puncak akan terbayar
dengan pemandangan indah yang terlihat di depan mata.
Kita bisa melihat seluruh
pemandangan Kota Bengkayang yang dikelilingi oleh bukit dan lembah. Di atas
Bukit Jamur ini juga, kita bisa merasakan sensasi berada di atas awan.
Jika ingin bermalam di bukit ini, jangan lupa untuk membawa
peralatan camping lengkap beserta alat masak.
Agus Muhara (25), warga asal Kabupaten Sambas yang pernah
berkunjung ke Bukit Jamur menceritakan, pemandangan paling indah saat berada di
puncak bukit setinggi 500 Mdpl ini adalah ketika malam dan pagi hari saat
matahari terbit.
Sebab menurutnya, ketika malam, binar-binar lampu di Kota
Bengkayang terlihat bagaikan bintang yang berpijar. Sedangkan jika pada pagi
hari, bintang-bintang itu redup dan digantikan dengan awan-awan putih
menyelimuti penjuru kota, seperti lautan.
“Setelah melihat lampu-lampu di Bengkayang dari ketinggian
dan lautan awan di pagi harinya. Kita tak seperti berada di Kalbar,” ungkap
Agus.
Dikatakan Agus, saat itu, ketika Bukit Jamur belum dikenal
secara luas. Pengunjung dari luar kota masih relatif jarang. Kondisi daerahnya
pun masih begitu asri, dengan padang rumput ilalang setinggi dada yang
mengantar perjalanan mereka menuju puncak.
Bukit Jamur diketahui Agus dari cerita temannya yang berasal
dari Bengkayang.
Dengan pertimbangan mudah ditempuh dan dekat dengan pusat Kota
Bengkayang, dia beserta belasan temannya memutuskan untuk pergi.
“Seingat kami, waktu itu tanggal 5 Desember 2014. Bukit
Jamur belum terkenal. Kami mendengar cerita teman yang berasal dari Bengkayang.
Pas liburan kuliah jadi berangkat," kenangnya.
Selain itu, banyak juga cerita tentang keindahan bentang
alamnya yang begitu menakjubkan mata.
Sehingga hasrat dan keinginan dia beserta
temannya untuk menjajaki bukit ini semakin menjadi.
"Pesona alamnya akan kami buktikan sendiri saat itu dan
memang terbuktikan, memang menakjubkan," terangnya.
Namun sayang, lambat laun waktu bergulir, dan Bukit Jamur
menjadi fenomenal. Dampak-dampak negatif mulai dirasakan akibat semakin banyak pengunjung
yang tak mengerti aturan. Banyak pendaki masih melanggar etika, dengan
meninggalkan tumpukan sampah yang beserakan di daerah bukit dan kaki bukit
sepanjang jalan yang dilewati. Hingga berujung pada kebijakan warga adat
setempat untuk menutup sementara wisata Bukit Jamur.
Satu di antara tokoh pemuda di Bengkayang, Mujidi mengatakan,
kini wisata pendakian di Bukit Jamur telah dibuka kembali. Kendati tak seramai
yang diperbincangkan tempo lalu, namun pengunjung masih cenderung ramai,
terutama pada saat libur dan hari raya.
“Masih banyak yang sering datang. Seperti menyambut malam
tahun baru dan Natal beberapa waktu lalu,” tuturnya. (hendra tjipta/ind)
Breaking News
- Ibadah Perjamuan Kudus di Bukit Golgota
- Ibadah Terakhir Dari Perjalanan Holyand, Rombongan Christmas tour Gelar di Gereja Mujizat Kota Kairo Mesir
- Windy Arungi Sungai Antarkan Bantuan ke Warga Sepuk Laut
- Pemkab Sanggau Gencarkan Operasi Pasar Dalam Rangka Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1445 H
- Desa Tinggal Bhakti Kecamatan Kembayan Terpilih jadi Kampung Moderasi Beragama
- Kejari Sanggau Sita Aset Terpidana Jono Pinem dari Anak Terangena Pinem Terkait Kasus Penggelapan Pajak
- Kanwil Kemenkumham Kalbar Dukung DPD RI dalam Penyusunan Draft Prolegnas
- Prajurit Lanud Supadio Peringati Nuzulul Quran
- Pertamina Pastikan BBM dan LPG Kalbar Aman Selama Ramadan hingga Idulfitri 1445 H
Bukit Jamur Miniatur Mahameru di Bumi Sebalo
Bukit Jamur, andalan pariwisata di Kabupaten Bengkayang. (foto:net)