PONTIANAK, SP – Harga gandum terus meroket imbas dari perang Rusia Ukraina yang memangkas pasokan global komoditas tersebut.
Melansir Bloomberg pada Senin (7/3/2022), harga kontrak berjangka Chicago melonjak 7 persen menjadi US$12,94 per bushel. Kini, harga gandum tercatat melonjak 41 persen pada pekan lalu, level tertinggi selama lebih dari enam dekade.
Harga komoditas mulai dari energi, tambang, hingga bahan pertanian meroket sejak invasi Rusia ke Ukraina sehingga memompa inflasi global.
Diketahui, harga gandum melonjak ke level tertinggi sejak krisis global pada 2008 dan kemungkinan terus naik pada pekan ini. Harga pangan menunjukkan kenaikan signifikan dan diperkirakan terus terkerek lebih tinggi.
Perang Rusia Ukraina telah menghambat pasokan gandum dari kedua kawasan ini. Sebagai informasi, pasokan gandum dari Rusia dan Ukraina berkontribusi lebih dari seperempat pasokan dunia.
Konflik geopolitik telah membuat pelabuhan utama di Ukraina sehingga menghambat logistik dan transportasi komoditas gandum, yang menjadi bahan baku mulai roti hingga mi. Invasi Rusia ke Ukraina juga diperparah dengan kompleksitas dampak sanksi ekonomi dan melonjaknya biaya logistik.
Imbasnya, sejumlah negara mulai mengamankan pasokan bahan pangan mereka. Hungaria tercatat melarang ekspor gandum. Argentina, Turki, dan Indonesia juga tidak ketinggalan untuk meningkatkan kontrol terhadap produk lokal. (*)