Gaya Hidup post authorPatrick Sorongan 07 Desember 2022

Satudarah, Geng Motor Maluku dari Belanda: Ditakuti dan Diburu Polisi di Seantero Eropa!

Photo of Satudarah, Geng Motor Maluku dari Belanda: Ditakuti dan  Diburu Polisi  di Seantero Eropa! GENG MOTOR SATUDARAH - Satudarah, yang berarti 'satu darah', adalah geng motor terorganisir yang didirikan pertama kali pada 1990 di Moodrecht, Belanda, sebelum menyebar ke seluruh dunia.(AFP/Getty Images via Daily Mail)

GENG motor identik dengan gaya hidup anak muda perkotaan yang juga identik dengan kriminalitas, termasuk Satudarah. Inilah geng motor Belanda yang didirikan cucu-cucu para mantan Tentara KNIL, yang sepak terjangnya menakutkan di seantero Benua Eropa. 

Sejak berdiri pada 1990, perkelahian rutin mereka dengan geng motor tradisional Eropa, Hell's Angels, terus menjadi  menjadi berita utama dari Prancis hingga Swedia.  

Dibubarkan lewat putusan pengadilan di Den Haag, Belanda, September 2018, kelompok-kelompok Geng Satudarah masih bermunculan di banyak negara di Eropa. 

Sebutlah laporan dari Scandasia, Sabtu, 20 Agustus 2022, ketika salah satu pemimpinnya  berusia 31 tahun, ditemukan terbunuh di Pusat Perbelanjaan Emporia di Kota Malmo, Swedia, Jumat, 19 Agustus 2022.

Geng kriminal Satudarah yang didirikan pada 1990-an oleh imigran generasi pertama atau kedua dari Maluku, bekas jajahan Belanda, aktif di dunia bawah Kota Malmo, Swedia.

Sebuah artikel di media Swedia,  Expressen, menjelaskan tentang pembunuhan pemimpin geng, bahwa Satudarah memiliki cabang di Belanda, Belgia, Spanyol, Denmark, Jerman dan Norwegia,  tetapi juga beroperasi di Indonesia dan Malaysia.

Di Swedia, mereka membuka departemen pertamanya di Malmö,  dan menurut polisi, mereka mungkin telah membuka departemen di Swedia Barat.

Klub motor Satudarah sering dikaitkan dengan peredaran narkoba, pembunuhan, pemerasan dan penyelundupan senjata.

Kepala Gneg Satudarah di Swedia ini  sebelum dibunuh,  telah menjadi saksi dalam sidang pengadilan di Malmo tentang kasus percobaan pembunuhan terhadap anggota geng motor saingan mereka.

Dilansir koran Belanda, Dutch News, 18 Juni 2018, pengadilan di Den Haag telah menutup Satudarah dengan segera sebagai akibat dari hubungan kriminal, dan 'budaya kekerasan'.

Pengadilan distrik di Den Haag memutuskan bahwa aktivitas klub tersebut melanggar ketertiban umum 'dengan cara yang mengganggu atau dapat mengganggu masyarakat'.

Larangan itu diperluas ke klub afiliasinya,  Supportcrew 999 dan Saudarah, yang menurut juri, terkait erat dengan Satudarah.

Sekitar 100 anggota geng tersebut hadir di kompleks berkeamanan tinggi di Bandara Internasional Schiphol untuk mendengarkan putusan.

Inilah untuk kedua kalinya pengadilan di Belanda melarang keanggotaan klub sepeda motor, menyusul putusan terhadap klub Bandidos pada 2017.

Kejaksaan di Belanda meminta pengadilan untuk melarang Satudarah pada September 2018, dengan alasan bahwa mereka 'menanam citra kekerasan yang digunakan untuk pemerasan dan intimidasi'.

Beberapa anggota klub dihukum karena melakukan kekerasan,  dan memiliki senjata ilegal. Jaksa menyatakan, klub tersebut secara sistematis terlibat dalam kegiatan kriminal,  dan telah menciptakan subkultur pelanggaran hukum bagi para anggotanya.

Di Jerman, Satudarah dilarang pada 2015,  ketika pengadilan menyatakan bahwa keberadaan Satudarah merupakan ancaman bagi masyarakat.

Dilansir dari Wikipedia, Geng Motor Satudarah memiliki 44 cabang di seluruh Belanda, yang juga membuka cabang di Belgia, Prancis, Spanyol, Indonesia, Malaysia, Denmark, Swedia, Jerman, Maroko, Norwegia, Singapura, Thailand, Curacao, Suriname , Swiss, Kanada, Australia (cabang Sydney ditutup pada 11 Januari 2016,  dan Turki.

Satudarah berbeda dari kebanyakan geng motor lainnya, karena kenyataan bahwa mereka menerima semua ras ke klub.

Hal ini karena geng ini dibentuk oleh sekelompok keturunan Maluku bersama teman-temannya yang asli Belanda. Susunan anggota klub ini di Belanda adalah orang asli Belanda, Ambon, atau Suriname, negara di Benua Amerika yang dihuni mayoritas keturunan Jawa.

Lahir dari Kepedihan sebagai Warga Negara Kelas Dua

Anggota Satudarah sering terlibat perdagangan narkoba, pembunuhan, pemerasan dan perdagangan senjata. 

Satudarah dianggap sangat kasar dan kejam, terutama di mata saingan mereka, Hell's Angels di Belanda.

Tapi,  itu semua bukan pengakuan dari anggota Satudarah melainkan dari anggota Hells Angels, geng motor Belanda yang merajalela di Eropa,  yang ternyata segan terhadap geng ini.

Hanya saja, para anggota Satudarah asal Maluku ini, berasal dari kalangan profesional, termasuk pengacara, kontraktor tingkat tinggi, atau pengusaha yang memiliki perusahaan ternama.

Dilansir Jurnal Reseach Gate edisi April 2018, kesuksesan global Satudarah sebagai geng motor yang disegani,  lahir akibat kepiluan sebagai warga negara yang terpinggirkan alias dianggap warga negara kelas dua di Belanda. 

Banyak orang Indonesia yang tinggal di luar negeri dieksploitasi dan diintegrasikan dengan buruk ke dalam masyarakat.

Kisah Satudarah, sebuah klub motor terlarang yang berakar dari diaspora Indonesia, menunjukkan kenyataan pahit yang dihadapi banyak orang Indonesia perantauan.

Pada 1990, anak-anak emigran dari Kepulauan Maluku mendirikan klub sepeda motor di Moordrecht, sebuah kota kecil di sebelah tenggara Belanda, kemudian menamakannya Satudarah.

Dalam beberapa tahun, Satudarah memperoleh reputasi sebagai klub motor 'satu persen', karena keterlibatan anggota klub dalam penyerangan, penjualan narkoba, pemerasan, prostitusi paksa, pembunuhan dan pemerasan.

Klub motor satu persen merupakan julukan dari siaran pers Asosiasi Sepeda Motor Amerika (AMA), yang merasa terdorong untuk menerbitkannya.

Hal ini  setelah empat ribu pengendara sepeda motor turun ke kota kecil Hollister di Kalifornia, AS,  selama beberapa hari pada Juli 1947, kemudian mabuk dan balapan.

Tak lama kemudian, terjadi kekecauan yang dikenal sebagai Kerusuhan Hollister, yang kemudian difilmkan berjudul The Wild One, yang bintang utamanya adalah Marlon Brando.

Dalam siaran persnya, AMA menyebutkan bahwa  99 persen pengendara sepeda motor adalah warga negara yang taat hukum.

Sejak saat itu , Satudarah pun  menggunakan label satu persen sebagai lencana kehormatan.

Status dan ketenaran satu persen Satudarah,  tidak menghalanginya  untuk berkembang. Di Belanda saja, Satudarah  sudah membuka 44 cabang.

Pada 2011, Satudarah telah menjadi klub motor ilegal terbesar kedua di negara ini.

Selama  dekade terakhir, Satudarah juga mengalami ekspansi yang eksplosif di seluruh Eropa,  dan sekarang memiliki cabang di Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Spanyol, Swedia, dan Swiss.

Baru-baru ini,  Satudarah telah menginjakkan kaki di tanah Australia,  dan hadir di Asia, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

Kelahiran Satudarah sendiri tak lepas dari hubungan dekat antara lingkungan tempat klub itu muncul,  dan masa Kolonial Belanda di Indonesia.  

Berawal Tibanya Kapal VOC di Maluku

Kedatangan kapal Belanda di Maluku pada 1599 telah menandai awal dari 350 tahun kekuasaan kolonial atas rangkaian kepulauan di Nusantara,  yang akhirnya menjadi Hindia Belanda.  

Tertarik oleh melimpahnya komoditas berharga tinggi, seperti lada dan pala, 'kepulauan Rempah-rempah' ini pertama kali dieksploitasi oleh Perusahaan Persatuan Hindia Belanda (VOC—Verenigde Oost Indische Compagnie). 

Kemudian, setelah bangkrut pada 1789, VOC diambil alih oleh Kolonial Belanda.  

Sementara itu, pendudukan Jepang di Hindia Belanda pada 1942 selama masa Perang Dunia II, membuka jalan bagi gerakan kemerdekaan.  

Republik Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada 1945, kemudian Pemerintah Belanda mencoba untuk menjajah kembali Nusantara selama beberapa tahun.  

Tapi, upaya ini ditanggapi dengan perlawanan keras oleh Tentara Republik Indonesia (TRI).

Setelah empat tahun perang gesekan, Belanda mengadakan kompromi dengan gerakan kemerdekaan Indonesia pada 1949.  

Belanda mengusulkan pembentukan Indonesia Serikat, berdasarkan struktur pemerintahan federal.

Maluku, bagian dari 'Timur Besar', menerima usulan ini. Jawa dan Sumatera yang padat penduduk, lebih memilih Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Aspirasi pemerintah RI ini menimbulkan keprihatinan di banyak bagian Nusantara, terutama di Kepulauan Maluku Selatan.  

Di sana, orang khawatir untuk diintegrasikan ke dalam negara kesatuan Indonesia karena berbagai alasan.

Orang Maluku Selatan, yang mayoritas beragama Kristen , menjadi berhati-hati untuk bergabung dengan negara mayoritas Muslim,

Tetapi,  Pemerintah Kolonial Belanda juga telah merekrut banyak orang Maluku Selatan menjadi tentara kolonial, kemudian mengerahkan pasukan ini untuk 'menenangkan' pemberontakan lokal di bagian lain Nusantara.  

Pembentukan Republik Maluku Selatan 

Khawatir akan posisinya di NKRI, orang-orang Maluku selatan mendirikan Republik Maluku Selatan (RMS) pada 1950, sebuah entitas politik yang segera dihancurkan oleh Tentara Republik Indonesia.  

Demobilisasi tentara Maluku selanjutnya memicu eksodus lebih dari 12.000 orang Maluku ke Belanda pada 1951.

Baik Pemerintah Belanda maupun para imigran itu sendiri mengharapkan untuk kembali ke Maluku,  segera setelah situasi politik di wilayah itu stabil, dan masa tinggal mereka dianggap hanya sebentar.  

Akibatnya, tidak ada tindakan yang diambil untuk mengintegrasikan orang Maluku ke dalam masyarakat Belanda.  

Mereka ditempatkan di kamp-kamp, ??seringkali bekas kamp konsentrasi dari Perang Dunia II, dan tidak diberikan izin kerja.  

Namun, situasi politik di Maluku tidak stabil,  dan selama bertahun-tahun, komunitas Maluku tetap terisolasi,  dan sebagian besar menganggur di Belanda, sehingga perasaan frustrasi dan kekurangan, kian  memuncak.  

Selama lebih 25 tahun, mereka mendekam di bekas kamp Nazi di Durchgangslager (kamp transit) dan tempat penampungan sementara, dan selama itu mereka tidak bekerja. 

Selama itu pula, mereka bergantung dari dukungan keuangan dari Pemerintah Belanda. 

Isolasi dan pengucilan di kalangan diaspora Maluku di Belanda menjadi lebih jelas,  setelah beberapa anggotanya melakukan serangkaian pembajakan profil tinggi dengan tujuan menarik perhatian dunia.

Aksi-aksi  Pembajakan Kereta Api

Pada Desember 1975, sebuah kelompok yang menamakan dirinya Pemuda Maluku Selatan Merdeka, membajak sebuah kereta api di dekat Desa Wijster, menyandera lebih dari 50 orang.

Dua hari kemudian, kelompok kedua dari Maluku Selatan,  menguasai Konsulat Indonesia, menyandera 41 orang lainnya.  

Kelompok itu menuntut negosiasi antara Pemerintah Belanda dan Presiden Suharto tentang pembentukan RMS, yang sebenarnya telah dijanjikan Belanda kepada Maluku pada 1951.  

Selama kebuntuan 12 hari berikutnya dengan polisi, tiga sandera tewas di kereta api. dekat Wijster.

Akhirnya, semua penyandera menyerah. Dua tahun kemudian, Mei 1977, kereta lain dibajak di dekat Desa dePunt. Kali ini, kelompok sembilan orang Maluku Selatan menyandera 50 orang.

Pada hari yang sama, empat penyandera menguasai sebuah sekolah dasar di desa terdekat, Bovensmilde.

Seperti sebelumnya, kelompok itu meminta pembentukan RMS, dan hubungan diplomatik antara Belanda dan Indonesia diputus.  

Enam penyandera,  dan dua sandera tewas sebelum polisi menguasai kereta api,  20 hari kemudian.  

Meskipun kedua aksi pembajakan tersebut menarik perhatian dunia, keduanya tidak mengarah pada pembentukan RMS, dan juga tidak meningkatkan kedudukan diaspora Maluku di Belanda.

Sementara diaspora Maluku menjadi lebih berasimilasi sejak dekade  1970-an, komunitas tersebut terus memiliki 'posisi sosio-ekonomi yang jauh lebih rendah daripada penduduk asli Belanda', dan terus menghadapi berbagai kerugian di pasar tenaga kerja.  

Kurang terintegrasi ke dalam masyarakat Belanda dan berjuang untuk mendapatkan pekerjaan di ekonomi formal, para pemuda yang tidak puas dari diaspora Maluku juga merasa sulit untuk mengakses ekonomi informal.

Anak-anak muda Maluku kemudian mencoba bergabung dengan klub-klub sepeda motor ilegal yang mendominasi sebagian besar dunia kriminal di negara itu.

Hanya saja,  rasisme terlanjur meresap ke dalam budaya di banyak klub motor ilegal tradisional di Belanda.  

Hell's Angels, misalnya, menyediakan pusat penting bagi perdagangan narkoba di Belanda. Pada saat yang sama, terlepas dari latar belakang kerah biru dari sebagian besar anggota Hell's Angels, keanggotaan selalu ditentukan berdasarkan ras, bukan kelas.   

Pada 1990, Satudarah didirikan. Logo klub ini menunjukkan dua wajah Indian Amerika: satu berkulit hitam, yang lain berkulit putih Salah satu tambalan klub ini berwarna biru, putih, hijau dan merah, warna RMS, suatu negara yang  tidak pernah ada.  

Bisa dibilang, citra multikultural inilah yang memungkinkan Satudarah berkembang pesat di seluruh dunia: Belanda, Eropa dan, baru-baru ini, Asia dan Australia.  

Utas yang mengalir melalui semua upaya perekrutan Satudarah adalah fokus pada pemuda dari komunitas imigran,  yang tidak hanya kurang terintegrasi ke dalam masyarakat,. tetapi juga dikecualikan dari klub sepeda motor terlarang karena ras mereka.  

Misalnya di Belanda, Satudarah tidak hanya populer di kalangan pemuda Maluku,  tetapi juga di kalangan penjahat komunitas Traveler, dari mana klub merekrut 'anggota penuh hampir tanpa masa percobaan'.

Sebuah laporan pada 2016 mencatat bahwa di Belanda 'sekitar 20 persen dari anggota Satudarah bahkan tidak memiliki SIM untuk mengendarai sepeda motor. 

Sementara sebagian besar anggota Satudarah di Belanda adalah orang Maluku atau Pelancong, dan orang Turki merupakan mayoritas anggota Satudarah di Jerman.

Ini terjadi  setelah klub biker Brotherhood Clown Town, di bawah kepemimpinan Yildiray Kaymazaka Ali Osman dan wakilnya Baris Tepe alias Vice Balyoz (berarti 'palu godam' dalam bahasa Turki), bergabung dengan Satudarah pada 2012.

Demikian pula di Denmark, di mana Satudarah bekerja sama dengan Værebros Hårde Kerne (VKH), sebuah geng jalanan yang terbentuk di Værebroparken, pinggiran ibu kota Denmark, dengan persentase imigran di atas rata-rata.   

Banyak pemuda dari Værebroparken memiliki sedikit prospek atau peluang ekonomi untuk mobilitas sosial ke atas,  karena integrasi mereka yang buruk ke dalam masyarakat yang lebih luas.  

Di Australia juga, Satudarah mencoba merekrut anggota dengan menunjukkan bahwa itu adalah 'klub sepeda motor multikultural [truley] pertama di negara itu'.

Pihak berwenang di Australia dilaporkan menganggap 'komunitas Penduduk Kepulauan Pasifik dan Aborigin antara Brisbane dan Gold Coast, sebagai yang paling berisiko direkrut oleh 'geng multikultural' baru.  

Satudarah dilaporkan juga populer di kalangan warga Selandia Baru keturunan Maori,  yang tinggal di Australia, serta imigran Rusia dan Eropa Timur.

Di Indonesia, ekspansi global Satudarah terjadi sangat cepat.  Pada 2012, Satudarah tampaknya merekrut banyak anggotanya dari komunitas Maluku di Jakarta, khususnya dari klan Kei.  

Marsyel Ririhena, yang dikenal banyak orang Indonesia sebagai guru pencak silat Merpati Putih, dan juara seni bela diri campuran adalah ketua kelompok tersebut.  

Belakangan ini, pertumbuhan pesat Satudarah di seluruh dunia telah mengalami kemunduran, dan menciptakan tantangan baru.

Bentrokan dengan klub sepeda motor ilegal tradisional, larangan pemerintah dan infiltrasi oleh aparat penegak hukum,  adalah yang paling menonjol.

Perkelahian, tembak-menembak, serangan pembakaran dan pemboman antara anggota Satudarah dan klub tradisional seperti Hell's Angels,  telah menjadi berita utama dari Prancis hingga Swedia.

Di Jerman, anggota terkemuka kelompok tersebut telah ditangkap,  dan dijatuhi hukuman penjara substantif.

Pada 2017, Pemerintah Belanda mempertimbangkan apakah akan melarang klub tersebut atau tidak, sementara otoritas Jerman melarang Satudarah di seluruh negeri dan menutupnya.

Demikian pula, personel polisi di Australia menutup cabang Satudarah di Sydney pada 2016

Namun,  perang wilayah dengan geng motor saingan hanyalah sebuah indikasi bahwa ekspansi Satudarah telah mengacaukan keseimbangan kekuatan yang sudah mapan di industri narkoba dan seks lokal.  

Karena itu, bentrokan publik ini kemungkinan besar akan mereda di masa depan. Demikian pula, larangan pemerintah,  tampaknya tidak banyak membantu membubarkan organisasi tersebut.  

Di Australia, misalnya, Satudarah muncul kembali di Sydney pada akhir 2017, hanya setahun setelah penegak hukum menutup cabang lokal. 

Masalah utama Satudarah saat itu, tampaknya  adalah rusaknya kohesi internal, yang disebabkan oleh cepatnya ekspansi klub dalam beberapa tahun terakhir Satudarah awalnya mengandalkan jaringan keluarga dan etnis untuk merekrut anggota.

Hal ini untuk mencegah aparat penegak hukum untuk masuk ke organisasi, sekaligus mengurangi risiko pembelotan.  

Tapi, perlindungan ini telah runtuh sebagai akibat dari ekspansi klub di seluruh dunia.  

Ali Osman, pemimpin klub sepeda motor Brotherhood Clown Town, yang membentuk cabang Satudarah pertama di Jerman pada 2012, membuat kesepakatan pembelaan dengan otoritas Jerman pada 2014, kemudian menghianati Satudarah.***

 

Sumber: Scandasia, Dutch News, Wikipedia, Reseach Gate  

 

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda