Iptek post authorPatrick Sorongan 06 Agustus 2022

WASPADA! Hepatitis Misterius Mematikan Incar Anak-anak!

Photo of WASPADA! Hepatitis Misterius Mematikan Incar Anak-anak! Anak-anak yang terpapar hepatitis.(Foto: McGill)

WASPADALAH. Sebuah varian paling baru hepatitis sedang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Virus yang belum diketahui penyebabnya dan melanda bayi dan anak-anak ini, dipastikan akan segera masuk ke Indonesia.  

Mengakibatkan radang hati mematikan, hepatitis misterius yang masih dipantau oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) ini, dilaporkan baru saja memicu kasus baru di Spanyol.

Seorang bayi berusia 15 bulan terpapar hingga meninggal pada Juni 2022 disusul seorang anak berusia enam tahun pada Juli 2022.

Menurut  Kementerian Kesehatan Spanyol, sebagaimana dilaporkan The Associated Press dari Madrid, Ibukota Spanyol, Sabtu, 6 Agustus 2022,  sebanyak 46 kasus penyakit telah dilaporkan di negara itu.

Adapun tiga kasus lainnya membutuhkan transplantasi hati. Dari ketiganya, dua di antaranya meninggal pada Juni dan Juli 2022.

Kementerian menyatakan pada Kamis, 4 Agustus 2022,  507 kasus dilaporkan terjadi di 21 negara Eropa pada 28 Juli 2022, dengan 273 di antaranya di Inggris.

Sementara di AS, setidaknya terjadi 180 kasus di AS, yang  enam di antaranya meninggal dunia.

Pejabat kesehatan di Spanyol menyatakan tetap bingung dengan penyebab hepatitis ini, dan hanya dinyatakan bahwa bukti terbaik yang tersedia adalah gejala sakit perut.

Penyakit perut  yang juga tidak diketahui ini menyebabkan masalah hati kepada anak-anak yang sehat.

Pemerintah Spanyol menyatakan pihaknya mulai memantau situasi dengan cermat menyusul peringatan ke WHO oleh Inggris menyusul terjadinya lonjakan kasus.

Menurut Kementerian Kesehatan Spanyol,  pihaknya sejauh ini belum melihat peningkatan jumlah kasus hepatitis jenis ini, dibandingkan dengan perkiraan yang dibuat dengan data dari tahun-tahun sebelumnya.

Akibat Toksin atau Infeksi

Sementara itu, dilansir dari Wikipedia, hepatitis atau hepatitides adalah peradangan di bagian hati karena toksin, seperti kimia, obat, atau agen penyebab infeksi.

Hepatitis yang berlangsung kurang dari enam bulan disebut 'hepatitis akut', dan hepatitis yang berlangsung lebih dari enam bulan disebut 'hepatitis kronis'.

Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama satu infeksi yang terjadi pada virus hepatitis A, B, C, D, E, atau F.

Selain itu hepatitis juga bisa karena virus, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus teurtama akibat penggunaan alkohol dan obat-obatan.

Adapun virus hepatitis A menyebar terutama melalui oral vecal. Penyebaran ini terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan.  

Di negara-negara berkembang,  sering terjadi wabah yang penyebarannya melalui udara dan makanan. 

Sementara penyebaran virus hepatitis B tak seperti  virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah.  

Penularan biasanya terjadi di antara para pengguna obat, yang menggunakan jarum suntik bersama-sama, atau di antara mitra seksual, baik heteroseksual maupun pria homoseksual. 

Ibu hamil yang terinfeksi oleh hepatitis B dapat menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan.  

Hepatitis B dapat ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus hepatitis B.   

Hepatisis Menahun Picu Kanker Hati

Di daerah Timur Jauh dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati. 

Sedangkan penyebab dalam kasus virus hepatitits C, minimal 80 persen kasus akibat transfusi darah.

Virus hepatitis C paling sering ditularkan melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama.  

Jarang terjadi penularan melalui hubungan seksual.

Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita 'penyakit hati alkoholik' sering menderita hepatitis C. 

Adapun virus hepatitis D hanya terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B,  yang menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih berat.  

Orang yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.

Sedangkan virus hepatitis E,  kadang-kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara terbelakang.

Adapun virus hepatitis F adalah varian terbaru dari hepatitis.  Jenis baru dari virus hepatitis yang telah terdeteksi baru-baru ini, belum terlalu diketahui.

Virus-virus lain yang dapat menyebabkan hepatitis, yakni virus Gondongan, virus Rubell, virus Sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, dan Virus Herpes.

Hepatitis A biasanya akan sembuh dengan sendirinya tanpa menjadi kronis.

Setelah sembuh, maka pasien akan kebal terhadap hepatitis A, tetapi tidak kebal terhadap jenis penyakit hepatitis lain.

Lima persen dari penderita hepatitis B akan menjadi kronis, karena tidak ditangani dengan baik.  

Di kalangan pemakai narkoba yang menggunakan jarum bersama-sama, diperkirakan 18 persen orang tertular hepatitis B, 40 persen tertular HIV, dan 70 persen tertular hepatitis C.  

Jadi, hepatitis C sangat mudah menular melalui transfer cairan (virulen).  

Penderita hepatitis C sebenarnya hanya 0,8 persen, tetapi sebagian besar akan menjadi kronis, sehingga jumlah penderita kronisnya hampir sama dengan penderita hepatitis B kronis,  yakni sekitar satu juta orang.

Pentingnya Vaksin

Distribusi global penyakit hepatitis B yang berwarna merah (gelap) lebih banyak penderitanya daripada yang berwarna terang. 

Vaksin tersedia untuk pencegahan hepatitis A dan B, yang merupakan vaksin tunggal atau vaksin gabungan.  

Kekebalan terhadap hepatitis A mencapai 99-100 persen sebulan setelah menerima vaksin kali kedua (vaksin yang kedua enam bulan kemudian setelah yang pertama).  

Vaksin hepatitis A tidak boleh digunakan untuk yang berusia di bawah satu tahun. 

Vaksin Hepatitis B telah tersedia sejak 1986, dan telah diterapkan sedikitnya pada 177 program nasional teknik untuk anak-anak. 

Kekebalan terjadi pada lebih 95% anak-anak dan dewasa muda yang sudah menerima tiga dosis rekombinan vaksin, sebulan setelah vaksin yang ketiga (jadwal vaksinasi adalah 0, 1 bulan dan 6 bulan).  

Vaksinasi kepada bayi yang berumur kurang dari 24 jam,  dapat mencegah penularan penyakit hepatitis B dari ibunya.  

WHO merekomendasikan vaksinasi pada semua anak, terutama yang baru lahir di negara-negara di mana hepatitis B marak, seperti Indonesia, terutama di NTB dan NTT untuk mencegah penularan secara vertikal dari ibu ke anak.*** 

 

Sumber: The Associated Press,Wikipedia

 

 

 

 

 

Berita Terkait

Baca Juga

Komentar Anda