BERUSAHA mengontak mahluk cerdas di luar bumi alias alien, kenapa tidak? Inilah yang terus oleh dilakukan sejumlah ilmuwan menyusul ditemukannya bukti-bukti kehidupan cerdas yang kemungkinan jauh melebihi umat manusia.
Sebutlah temuan jejak air di Planet Mars hingga penemuan eksoplanet alias planet di luar tata surya yang berpotensi mirip bumi.
Ditambah dengan kemajuan dalam eksplorasi ruang angkasa dalam beberapa dekade terakhir, maka kemungkinan adanya kehidupan di dunia lain menjadi lebih masuk akal.
Namun, meskipun upaya untuk berhubungan dengan bentuk kehidupan potensial ini dilakukan lebih seabad, belum terdengar kabar yang pasti.
Karena itu, dilansir Suara Pemred dari Live Science, Sabtu, 5 November 2022, para ilmuwan sedang mengerjakan 'protokol kontak alien' yang resmi untuk menjawab ketika alien menghubungi bumi.
Jika kehidupan di luar bumi mengirimi manusia pesan esok hari, misalnya, bagaimana tanggapan umat manusia?
Itulah sebabnya, untuk pertama kalinya dalam 35 tahun, tim pakar kebijakan dan ilmuwan telah bersatu untuk menetapkan seperangkat protokol kontak alien untuk diikuti seluruh dunia, jika terjadi pertemuan mendadak dengan alien.
“Fiksi ilmiah dibanjiri dengan eksplorasi dampak pada masyarakat manusia setelah penemuan, bahkan pertemuan dengan kehidupan atau kecerdasan di tempat lain,” kata John Elliot, ilmuwan komputer di Universitas St Andrews di Skotlandia.
Elliot adalah koordinator dari Pusat Deteksi SETI yang baru didirikan di Universitas St Andrews, organisasi lintas disiplin yang akan membuat protokol kontak alien baru itu.
Menurut Elliot, kelompok penelitian baru tersebut akan melampaui pemikiran tentang dampak pada kemanusiaan dari pertemuan alien yang potensial, dan mulai berfokus pada bagaimana manusia harus merespons.
Saat ini, satu-satunya protokol kontak alien yang dimiliki manusia dibuat oleh komunitas Search for Extraterrestrial Intelligence Institute (SETI) pada 1989.
Protokol tersebut, yang terakhir direvisi lebih dari satu dekade lalu, tidak jelas terkait tanggapan internasional terhadap keberadaan makhluk luar angkasa.
Komunikasi; itu terutama berfokus pada pentingnya berbagi penemuan dengan publik, dan komunitas ilmiah yang lebih luas.
Dalam hal kontak alien yang sudah dikonfirmasi, tip praktis utama protokol bagi para ilmuwan adalah untuk mencari instruksi dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau badan pengatur lainnya.
Alih-alih berfokus untuk pengiriman pesan ke alien, SETI Detection Hub yang baru itu akan memindai sinyal untuk pesan potensial yang dikirim dari makhluk asing.
SETI Detection Hub yang baru ini juga akan mengembangkan kerangka kerja untuk melampirkan makna pada sinyal tersebut.
Pun akan dibuat penilaian tentang dampak; menyampaikan laporan yang menguraikan implikasi dari kebijakan tertentu; dan mengembangkan protokol dan risalah untuk menanggapi utusan alien secara hipotetis.
"Apakah kami akan menerima pesan dari ET (Extra Terrestrial)? Kami tidak tahu. Kami juga tidak tahu kapan ini akan terjadi," kata Elliot.
The Extra-Terrestrial adalah nama film fiksi ilmiah AS produksi 1982 yang diproduksi dan disutradarai oleh Steven Spielberg, dan ditulis oleh Melissa Mathison.
Film ini menampilkan efek khusus karya Carlo Rambaldi dan Dennis Muren, yang dibintangi oleh Dee Wallace, Peter Coyote, dan Henry Thomas sebagai pemeran putama, serta Robert MacNaughton, Drew Barrymore, dan Pat Welsh untuk pemeran pendukung.
Film ini menceritakan seorang bocah lelaki bernama Elliot (Thomas), yang berteman dengan makhluk luar angkasa, dijuluki 'ET' (Welsh), yang terdampar di bumi.
Elliott dan saudara-saudaranya membantu ET kembali ke planet asalnya, sambil berusaha menyembunyikannya dari pemerintah.
Konsep film didasarkan pada teman imajinasi yang diciptakan Spielberg setelah perceraian orang tuanya pada 1960. Pada 1980, Spielberg bertemu dengan Mathison kemudian mengembangkan sebuah cerita baru dari proyek film fiksi ilmiah horor yang terhenti, Night Skies.
Film ini diproduksi pada September- Desember 1981 dengan anggaran 10,5 juta dolar AS.
Laporan Departemen Pertahanan AS
Teori konspirasi tentang pengunjung asing potensial ke bumi telah berlimpah baru-baru ini, sebagaimana dilaporkan pekan ini oleh Departemen Pertahanan AS (Pentagon).
Laporan ini mengklaim bahwa tidak ada bukti tentang pengunjung luar angkasa di lebih dari 140 kasus fenomena udara tak dikenal (UAP) yang dilaporkan oleh militer AS.
Drone mata-mata asing dan 'kekacauan di udara;, seperti balon cuaca, adalah penjelasan yang jauh lebih umum untuk keanehan di langit AS, setidaknya untuk sekarang.
Tentang Eksoplanet
Planet luar surya atau eksoplanet adalah planet di luar tata surya. Sampai dengan 1 September 2021, terdapat 4.834 planet terkonfirmasi di dalam 3.572 sistem keplanetan, di mana 795 di antaranya memiliki lebih dari satu planet.
Sebagian besar, dilansir Wikipedia, telah terdeteksi melalui metode pengamatan langsung kecepatan radial (radial velocity), dan metode-metode lainnya, selain penginderaan.
Kebanyakan dari planet yang telah ditemukan tersebut adalah planet raksasa besar seperti Jupiter, bukan planet kecil yang padat, karena keterbatasan dalam teknologi deteksi.
Berdasarkan proyeksi pendeteksian terkini, planet-planet yang jauh lebih kecil, ringan, dan berbatu, akhirnya akan melebihi jumlah planet gas raksasa luar tata surya.
Planet-planet luar surya menjadi subjek penelitian ilmiah di pertengahan abad ke-19. Banyak astronom menduga bahwa planet-planet tersebut ada, tetapi mereka tidak tahu seberapa banyak planet-planet tersebut, atau semirip apa dengan planet-planet di tata surya.
Deteksi pertama yang dikonfirmasi adalah melalui metode kecepatan radial dilakukan pada 1995, yang menyatakan bahwa terdapat planet gas raksasa di sekitar bintang 51 Pegasi yang termasuk ke dalam bintang Kelas G.
Frekuensi deteksi dengan metode tersebut cenderung meningkat sejak itu. Diperkirakan, sedikitnya 10 persen dari bintang seperti matahari, terdapat planet-planet, dan jumlah yang sebenarnya mungkin lebih banyak.
Penemuan planet-planet ekstrasurya mempertegas pertanyaan apakah terdapat kehidupan pada beberapa planet ekstrasurya tersebut.
Saat ini Gliese 581 d, planet ketiga dari bintang katai merah Gliese 581 (sekitar 20 tahun cahaya dari bumi), tampaknya merupakan contoh terbaik dari kemungkinan wilayah eksoplanet yang mengorbit dekat dengan zona sekitar bintang atau mataharinya.
Meskipun Gliese 581 d tampaknya berada di luar apa yang disebut 'zona layak huni, perhitungan selanjutnya kembali menegaskan posisinya.
Tidak dikonfirmasi sebelumnya, sampai tahun 1995, planet-planet ekstrasurya telah lama dianggap sebagai masuk akal.
Teori Copernicus
Pada abad ke-16, seorang filsuf Italia Giordano Bruno, seorang pendukung teori Copernicus, menyatakan bahwa bumi dan benda-benda langit lainnya berputar mengelilingi matahari.
Ini dipertegas lagi oleh Isaac Newton dalam General Scholium (1713), yang menyatakan:...jika bintang-bintang tetap adalah pusat dari sistem-sistem lainnya seperti sistem ini, yang dibentuk dengan bijaksana seperti nasihat, maka semua harus tunduk pada kekuasaan 'Yang Satu.'
Pada 1890, Thomas JJ See dari Universitas Chicago dan Observatorium Angkatan Laut AS menyatakan bahwa anomali-anomali orbital membuktikan keberadaan suatu benda padat di sistem 70 Ophiuchi, dengan periode orbit 36 tahun mengitari salah satu bintangnya.
Namun, Forest Ray Moulton segera menerbitkan karya untuk membuktikan bahwa tiga sistem benda langit tersebut dengan parameter orbital akan sangat tidak stabil.
Pada dekade 1950-an dan 1960-an, Peter van de Kamp dari Swarthmore College membuat serangkaian deteksi klaim lain yang menonjol, kali ini untuk hal planet-planet Bintang Barnard.
Para astronom sekarang ini umumnya menganggap semua laporan deteksi dini adalah salah.
Pada 1991, Andrew Lyne M Bailes dan SL Shemar mengklaim telah menemukan sebuah planet di orbit pulsar sekitar PSR 1829-10 dengan menggunakan variasi waktu pulsar.
Klaim tersebut segera menarik perhatian, tetapi Lyne dan timnya segera menariknya.
Temuan pertama dipublikasikan setelah menerima konfirmasi dilakukan pada 1988 oleh astronom Kanada Bruce Campbell, Gah Walker, dan S Yang.
Metode pengamatan yang mereka lakukan, yakni kecepatan radial menyimpulkan bahwa terdapat sebuah planet yang mengorbit bintang Gamma Cephei.
Mereka tetap berhati-hati telah mengklaim deteksi planet yang sebenarnya, dan sikap skeptis meluas di kalangan para astronom untuk beberapa tahun ini pada observasi tersebut dan observasi sejenisnya.
Hal ini terutama disebabkan kemampuan instrumen pengamatan yang sangat terbatas pada saat itu.
Sumber kebingungan lain adalah beberapa kemungkinan planet ternyata adalah katai coklat, benda yang komposisinya di antara massa planet dan bintang.
Tahun berikutnya, pengamatan tambahan yang telah diterbitkan mendukung keberadaan planet di bintang Gamma Cephei, meskipun setelah bekerja pada 1992 menimbulkan keraguan serius.
Akhirnya, pada 2003, perbaikan teknik pengamatan semakin membuktikan keberadaan planet tersebut yang akhirnya dikonfirmasi.
Pada awal 1992, astronom radio Aleksander Wolszczan dan Dale Frail mengumumkan penemuan beberapa planet yang mengorbit pulsar lainnya, yakni PSR 1257 12.
Penemuan ini segera dikonfirmasi, dan biasanya dianggap sebagai satu dari deteksi eksoplanet yang cukup definitif.
Ini adalah planet-planet pulsar yang diyakini telah dibentuk dari sisa-sisa dari Supernova yang tidak biasa yang menghasilkan pulsar, dalam putaran kedua formasi planet, atau menjadi sisa inti batuan gas Supernova raksasa yang selamat yang kemudian berputar membentuk orbit mereka saat ini.
Pada 6 Oktober, 1995, Michel Mayor dan Didier Queloz dari Universitas Jenewa mengumumkan deteksi eksoplanet pertama yang cukup definitif di bintang deret-utama (51 Pegasi).
Penemuan ini dibuat di Observatoire de Haute-Provence, dan terjadi pada era penemuan eksoplanet.
Kemajuan teknologi, terutama dalam resolusi tinggi spektroskopi, memungkinkan pendeteksian eksoplanet-eksoplanet baru menjadi meningkat pesat.
Hingga saat ini, ada 519 exoplanet telah ditemukan, termasuk beberapa yang konfirmasi dari klaim kontroversial dari akhir dekade 1980-an.
Sistem pertama yang terdeteksi memiliki lebih dari satu planet adalah Upsilon Andromedae.
Saat ini diketahui ada sekitar dua puluh Sistem multi-planet yang telah ditemukan. Di antara sistem multi-planet tersebut, empat planet merupakan planet pulsar, yang mengorbit dua pulsar yang berbeda.
Pengamatan Inframerah dari lintasan debu dalam suatu sistem planet ekstrasurya, juga menyimpulkan keberadaan jutaan komet dalam beberapa sistem ekstrasurya.
Sumber cahaya yang terpancar dari planet-planet sangat samar sekali dibandingkan dengan bintang induknya.
Terlihat pada panjang gelombangnya, biasanya cahaya planet itu memiliki terang cahaya kurang dari satu persejuta dibandingkan bintang induknya.
Selain sulitnya mendeteksi suatu sumber cahaya yang sangat kecil tersebut, bintang induk cukup menyilaukan sehingga menyamarkan cahaya dari planet tersebut, sehingga menyulitkan pendeteksian.***
Sumber: Live Science, Wikipedia