EKONOMI syariah telah menjadi perbincangan penting dalam beberapa dekade terakhir di Indonesia.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, implementasi sistem ekonomi berbasis syariah, yang berlandaskan pada prinsip keadilan, transparansi, dan keseimbangan sosial, tampaknya menjadi jalan yang tepat untuk membawa Indonesia menuju kemajuan.
Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apakah ini merupakan sebuah impian atau realitas yang dapat dicapai?
Potensi Ekonomi Syariah di Indonesia
Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang melalui ekonomi syariah. Berdasarkan badan statistik indonesia tahun 2024 populasi Muslim di indonesia saat ini mencapai 245.973.915 jiwa atau sekitar 87,08% total populasi di indonesia.
Terdapat permintaan yang signifikan terhadap produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan syariat Islam. Produk-produk seperti perbankan syariah, asuransi syariah (takaful), hingga sukuk (obligasi syariah) telah menjadi pilar utama dalam menggerakkan industri keuangan syariah.
Potensi ini juga didukung oleh berkembangnya industri halal yang mencakup sektor makanan, farmasi, kosmetik, hingga pariwisata halal.
Lembaga keuangan syariah telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya 7,38% di tahun ini.
Pertumbuhan ini tidak hanya terjadi di sektor perbankan, tetapi juga di sektor non-keuangan seperti pasar modal syariah, di mana instrumen-instrumen syariah semakin diminati oleh investor domestik maupun internasional.
Selain itu, pemerintah juga mendukung pengembangan ekonomi syariah melalui kebijakan dan regulasi yang memfasilitasi pertumbuhan industri.
Pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) pada tahun 2020 adalah salah satu langkah penting dalam memastikan bahwa ekonomi syariah menjadi bagian integral dari visi Indonesia.
KNEKS bertugas merumuskan strategi nasional dan kebijakan untuk mengembangkan ekonomi syariah, termasuk dalam sektor perbankan, pasar modal, asuransi, hingga industri halal.
Tantangan Implementasi Ekonomi Syariah
Meskipun ekonomi syariah menawarkan potensi yang besar, jalan menuju realisasi masih dipenuhi oleh berbagai tantangan.
Salah satu tantangan utama adalah rendahnya literasi masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah. Banyak masyarakat Indonesia yang masih belum sepenuhnya memahami konsep ekonomi syariah, terutama dalam hal perbedaan antara sistem syariah dan sistem konvensional.
Padahal, pemahaman yang baik akan membantu meningkatkan kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam ekonomi syariah.
Selain itu, industri keuangan syariah masih menghadapi tantangan dalam hal infrastruktur dan teknologi. Meski telah berkembang, produk dan layanan keuangan syariah di Indonesia belum sepenuhnya dapat bersaing dengan layanan keuangan konvensional dari segi efisiensi dan inovasi.
Digitalisasi dan pengembangan teknologi finansial (fintech) berbasis syariah menjadi salah satu aspek yang perlu diperkuat untuk memastikan bahwa industri keuangan syariah dapat lebih kompetitif di era modern.
Kemudian kendala regulasi dan kebijakan juga masih menjadi tantangan tersendiri. Meskipun pemerintah telah memberikan dukungan yang cukup, peraturan terkait ekonomi syariah belum sepenuhnya terintegrasi secara harmonis dengan sistem keuangan konvensional.
Harmonisasi regulasi antara sistem syariah dan sistem konvensional perlu dilakukan agar tercipta ekosistem yang mendukung perkembangan ekonomi syariah tanpa mengorbankan stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Peran Ekonomi Syariah dalam Pembangunan Berkelanjutan
Salah satu aspek paling menarik dari ekonomi syariah adalah potensinya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Prinsip-prinsip syariah yang mendorong keadilan sosial, inklusi ekonomi, dan tanggung jawab lingkungan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam konteks Indonesia, ekonomi syariah dapat berperan penting dalam mengurangi kesenjangan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Misalnya, sistem perbankan syariah yang berbasis pada prinsip bagi hasil (profit-sharing) memungkinkan distribusi kekayaan yang lebih adil.
Selain itu, zakat, infak, dan wakaf (ZIWAF) yang merupakan pilar penting dalam ekonomi syariah, dapat menjadi instrumen yang efektif untuk mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jika dikelola dengan baik, dana ZIWAF dapat menjadi sumber pendanaan yang besar untuk pembangunan infrastruktur sosial, seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya.
Di samping itu juga, ekonomi syariah juga menekankan pentingnya tanggung jawab lingkungan. Dalam aktivitas bisnis dan investasi, ekonomi syariah mendorong penghindaran terhadap praktik yang merusak lingkungan dan mendorong investasi dalam proyek-proyek yang ramah lingkungan.
Hal ini tentu relevan dengan upaya Indonesia dalam menangani isu perubahan iklim dan melindungi sumber daya alam yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
Masa Depan Ekonomi Syariah di Indonesia
Melihat potensi yang ada, tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa ekonomi syariah adalah bagian dari masa depan Indonesia.
Dengan populasi yang besar dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya sistem keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, ekonomi syariah memiliki peluang untuk tumbuh lebih pesat di tahun-tahun mendatang.
Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Pemerintah, pelaku industri, akademisi, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk meningkatkan literasi, memperkuat infrastruktur, dan menciptakan regulasi yang mendukung.
Digitalisasi juga harus menjadi fokus utama agar produk dan layanan ekonomi syariah dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berada di wilayah terpencil.
Selain itu, perlu ada inovasi yang berkelanjutan dalam menciptakan produk-produk ekonomi syariah yang lebih kompetitif dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Fintech syariah contohnya , dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan akses keuangan di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Impian atau Realitas?
Ekonomi syariah di Indonesia adalah lebih dari sekadar impian. Ini adalah realitas yang sedang dibangun secara bertahap dan memiliki potensi untuk menjadi salah satu pilar utama perekonomian nasional.
Namun, jalan menuju realisasi penuh dari potensi ini memerlukan kerja keras, inovasi, dan kolaborasi. Tantangan yang ada, baik dari segi regulasi, literasi, maupun infrastruktur, harus diatasi dengan pendekatan yang komprehensif dan inklusif.
Jika semua pemangku kepentingan dapat bersinergi dengan baik, maka ekonomi syariah tidak hanya akan menjadi alternatif bagi sistem keuangan konvensional, tetapi juga akan menjadi motor penggerak utama dalam mewujudkan Indonesia maju dan Indonesia Emas di tahun 2045. Ekonomi syariah bukan sekadar impian, tetapi realitas yang bisa kita wujudkan bersama. (*)