SEKADAU, SP - PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (UIP KLB) memberikan bantuan sarana dan prasarana air bersih dan MCK kepada Pondok Pesantren Al-Fatah Sekadau, Jumat (4/11).
Penyerahan bantuan ini dihadiri oleh Pejabat K3L PLN UIP KLB Unit Pelaksana Proyek (UPP) 1 Hidayatullah dan Pembina Ponpes Tomy Irawan.
“Kami memberikan bantuan kepada Pondok Pesantren Al-Fatah Sekadau dalam rangka untuk meningkatkan kualitas air bersih di lingkungan pesantren serta meminimalisir terjadinya banjir atau genangan sekaligus juga memperbaiki sarana dan prasarana pesantren,” jelas Hidayatullah.
Bantuan yang diberikan kepada Pondok Pesantren adalah berupa pembangunan drainase area pondok untuk MCK dan air bersih berupa reparasi sumur bor.
“Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak PLN yang telah memberikan bantuan drainase dan air bersih. Sebelum adanya bantuan dari PLN, Ponpes Al Fatah memiliki permasalahan drainase dan penampungan air, jumlah sumber air yang sedikit, tidak ada drainase atau parit untuk mengalirkan air buangan atau genangan dan juga sumber air yang berwarna coklat dan memiliki aroma yang kurang sedap. Setelah mendapatkan bantuan, kami akhirnya dapat menikmati air bersih. Semoga apa yang diberikan oleh PLN ini dapat kita manfaatkan dengan baik.” Ungkap Tomy.
Pondok Pesantren Al Fatah berlokasi di Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir, Kabupaten Sekadau memiliki santri sebanyak 67 orang. “Pesantren diharapkan mampu menuntaskan Wajib Belajar khususnya bidang ilmu agama dan pengetahuan umum, sesuai dengan program pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pelayanan dengan fasilitas yang baik perlu diperhatikan.” Lanjut Tomy.
Ponpes ini dekat dengan proyek PLN yang sudah beroperasi SUTT 150 kV Sanggau – Sekadau – Sintang. Proyek yang sudah beroperasi sejak bulan Juni lalu ini telah meningkatkan keandalan listrik di Provinsi Kalimantan Barat dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
Selain menurunkan BPP listrik, beroperasinya SUTT 150 kV Sanggau-Sekadau-Sintang ini juga telah mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sebanyak 4 PLTD di Sanggau dan Sekadau juga berhenti dioperasikan.
Langkah dedieselisasi PLTD itu juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan bauran energi bersih dan untuk mencapai Carbon Neutral pada 2060. (*)