HAMZAH Haz adalah Wakil Presiden (Wapres) pendamping Megawati Soekarnoputri sejak 2001. Menurut Irfan, putra Hamzah Haz melalui Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa, kondisi Hamzah Haz masih dirawat di rumah sakit.
"Alhamdulillah Bapak baik-baik saja, saudaraku. Tadi Abah juga telepon saya," kata Irfan mengutip kabar dari Suharso melansir Kompas.com, Senin (19/10).
Hamzah Haz sedang dirawat akibat gangguan fungsi organ. Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Hamzah Haz dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot (RSPAD) Soebroto Jakarta.
"Mohon doanya supaya cepat sembuh. Beliau gangguan fungsi organ karena faktor usia," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PPP, Arsul Sani.
Hamzah Haz merupakan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-9 yang menjabat sejak 26 Juli 2001 hingga 20 Oktober 2004. Ia lahir di Ketapang, Kalimantan Barat pada tanggal 15 Februari 1940. Hamzah Haz memiliki dua istri yang bernama Hj Asmaniah dan Hj Tintin Kartini dan dikaruniai 12 orang anak antara lain 4 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.
Hamzah lahir di Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940. Hamzah Haz berusia 80 tahun lalu. Hamzah Haz menjabat sebagai Wakil Presiden pada periode 2001-2004.
Sebelum menjabat Wakil Presiden, Hamzah Haz merupakan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan dalam Kabinet Presiden Keempat RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Pada Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia setelah memenangi pertarungan pemilihan wakil presiden di parlemen mengungguli Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tanjung dan sejumlah nama lainnya.
Hamzah Haz juga dikenal sebagai Ketua Umum DPP PPP keempat yang memimpin dari 1998 hingga 2007. Ia digantikan oleh Suryadharma Ali pada Februari 2007.
Selama dipimpin Hamzah Haz, PPP mencapai masa keemasan dengan keberhasilan meraih kursi di DPR terbanyak ketiga hasil Pemilu 1999 dan 2004 (setelah Golkar dan PDI Perjuangan).
Melansir Wikipedia.org, pada 1961 setelah lulus dari Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak, ia menjadi Wartawan surat kabar Bebas, Hamzah pernah kuliah di Yogyakarta sampai lulus pada 1965 dan melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
Selama menuntut ilmu di Pontianak, ia juga merupakan Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak. Pada tahun 1971 Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, setelah itu dia menjadi wakil rakyat bagi NU pada tahun itu juga.
Pascaterjadinya fusi antara Nahdlatul Ulama (NU) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi anggota DPR bagi PPP serta menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.
Pada 1998, Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) oleh Presiden Habibie, tetapi ia mengundurkan diri setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan partai tidak menjabat menteri.
Kemudian, pada 6 Oktober 1999, Hamzah Haz terpilih sebagai Wakil Ketua DPR-RI untuk periode 1999-2004. Baru beberapa minggu jadi Wakil Ketua DPR-RI, Presiden Abdurrahman Wahid memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999.
Hamzah kembali mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai. Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam kabinet Persatuan Nasional, setelah Hamzah hanya menjabat selama dua bulan.
Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.
Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.
Saat itu Hamzah Haz tidak langsung menempati kursi Wakil Presiden karena harus melalui pemilihan dan bersaing dengan tokoh lainnya seperti Akbar Tandjung, Susilo Bambang Yudhoyono, Agun Gumelar, Siswono Yudo Husodo.
Hamzah Haz pernah bersekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pontianak dan meneruskan sekolahnya di Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Pontianak kemudian ia menjadi wartawan surat kabar Bebas.
Setelah ia menjalani karier jurnalistik selama 1 tahun, kemudian ia ikut ayahnya yang merupakan Koperasi Kopra yang mendapat tugas belajar di Akademi Koperasi Negara Yogyakarta. Pada tahun 1965, ia melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura.
Hamzah Haz pernah menjadi Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak dan ia mewakili DPRD Kalimantan Barat. Ia menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, kemudian ia terpilih mejadi anggota DPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sampai pada akhirnya ia menjabat sebagai Ketua Umum. (wik/det/tir)