Setelah kenyang di dunia usaha, akhirnya Syarif mengakhiri petualangan ekonominya jatuh di usaha Forex. Syarif boleh dibilang bangkrut. Semua asetnya terjual. “Pada tahun 2008 saya bahkan tidak mampu untuk berzakat fitrah sewaktu Idulfitri tiba saat itu,” kenang Syarif.
Dalam kondisi itu ayahnya, bapak Satimen datang ke Jakarta dan menasihatinya. “Nak ikhlaskan semua yang terjadi. Cepatlah selesaikan sekolahmu, kan memang niatmu ke Jakarta untuk sekolah bukan untuk menjadi pengusaha. Harta adalah karunia dan titipan Allah, pun sewaktu-waktu Allah bisa menarik titipannya itu,” demikian nasihat sang ayah.
“Dengan nasihat itu saya kembali menyambangi kampus setelah beberapa tahun saya sangat jarang ke kampus. Saat itu Prof. Azra sebagai Direktur Pascasarjana. Saat itu, saya mulai masuk perpustakaan kembali. Saya dapat undangan penyelesaian kuliah pada tanggal 30 Mei 2009.
Kala itu kebijakan Direktur pengetatan masa kuliah. "Saat saya memasuki ruangan pertemuan, di depan terpampang sepanduk tentang waktu drop out. Untuk angkatan saya, angkatan 2003 harus sudah selesai pada tanggal 31 Agustus 2009. Kami pasa shok," turur Syarif. Bagaimana tidak, untuk menyusun disertasi hanya punya waktu tiga bulan. Maka beberapa teman saya mengajukan pindah kuliah ke kampus lain,” tuturnya.
Syarif memilih tetap berjuang menyelesaikan studinya di kampus kebanggaannya itu. Pada tanggal 15 Juni 2009 Syarif ujian proposal disertasinya di sidang Work in Progres (WIP). Pada saat itu bersamaan dengan WIP-nya teman sekampusnya, ibu Lailial Muhtifah yang sudah menyelesaikan tulisannya lima bab.
“Pada saat itu proposal disertasi saya tidak lulus. Terdesaknya waktu penyelesaian disertasinya membuat Syarif berjuang ekstra. Pada tanggal 27 Juni 2009 itu proposal disertasinya diterima. Akhirnya Oktober 2009 saya diwisuda sebagai Doktor ke 747 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di ujung tahun 2009 saya kembali bertugas aktif kembali di STAIN Pontianak, kampus almamaternya yang beralih status dari Fakultas Tarbiyah Filial IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1997,” ucapnya.
Syarif mulai aktif menjadi pejabat diawali dengan dilantik sebagai Asisten Direktur Program Pascasarjana STAIN Pontianak tahun 2011. Syarif kemudian dilantik menjabat Wakil Rektor Bidang Admistrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan IAIN Pontianak pada tahun 2014 setelah STAIN beralih status menjadi IAIN Pontianak pada Agustus 2013. Selanjutanya Syarif diserahi tanggungjawab oleh Menag sebagai Pelaksana Tugas Rektor IAIN Pontianak pada Desember 2017. Kemudian pada tanggal 6 Juni 2018 Syarif dilantik sebagai Rektor definitif IAIN Pontianak sampai sekarang. (*)