POZNA?, SP -Yolanda Victoria Rajagukguk, gadis cantik keturunan Dayak, calon doktor di Pozna? University of Life Sciences, Polandia, mendunia karena meneliti jenis minuman khas Minangkabau, Provinsi Sumatera Barat.
Yolanda Victoria bersama Marcellus Arnold, sesama mahasiswa Program Studi Strata-3 (S-3) Pozna? University of Life Sciences, dipilih sebagai pemenang kompetisi Developing Solutions for Developing Countries (DSDC) di Chicago, Amerika Serikat, 10 – 13 Juli 2022.
Yolanda Victoria, anak bungsu dari dua bersaudara, keturunan Dayak Uud Danum, Kecamatan Momaluh (Ambalau), Kabupaten Sintang, Provinsi Kalimantan Barat.
Minuman khas Minangkabau yang menghantarkan Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold ditetapkan sebagai pemenang kompetisi internasional, disebut dadih, terbuat dari air susu kerbau.
Jurnal tentang dadih digarap Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, dimuat dalam jurnal ilmiah, mdpi.com, Kamis, 19 Agustus 2021, dengan judul: Characterization of Dadih: Traditional Fermented Buffalo Milk of Minangkabau.
Dadih atau dadiah adalah susu kerbau fermentasi tradisional Minangkabau, yang terjadi secara spontan.
Dadih biasa disajikan sebagai ampiang dadih, atau hidangan lainnya. Mikrobiota yang terdapat pada dadih didominasi oleh bakteri asam laktat, dan juga ditemukan khamir.
Bakteri asam laktat memberikan nilai fungsional, seperti antimikroba, hipokolesterolemia, antimutagenik, antioksidan, dan sifat imunomodulator, serta sebagai sumber asam -aminobutirat (GABA) sebagai agen anti-stres dan folat.
Keterbatasan produksi
Namun demikian, banyak tantangan yang diamati dalam produksi dadih, termasuk keterbatasan produksi susu kerbau karena penurunan populasi kerbau dalam dua dekade terakhir, produksi dadih yang tidak standar karena fermentasi spontan dalam tabung bambu alami, dan masalah keamanan karena tidak ada perlakuan panas. diterapkan dalam produksi dadih.
Kendala-kendala tersebut menghambat perkembangan produksi dadih, sehingga penting untuk meningkatkan budidaya kerbau melalui program inseminasi buatan, penggunaan berbagai jenis susu dan proses pasteurisasi dalam produksi dadih, serta pengembangan inkubator untuk mempercepat masa fermentasi.
Kerbau menjadi hewan penting bagi masyarakat Minang selama ratusan tahun, karena setiap bagian dari kerbau sangat bermanfaat untuk membantu masyarakat setempat, termasuk sebagai sumber nutrisi.
Dadih adalah susu kerbau fermentasi tradisional Minangkabau, yang mirip dengan yogurt dan dahi India.
Namun, mereka memiliki proses produksi yang berbeda, terutama penggunaan kultur starter, perlakuan panas, waktu produksi, dan komposisi BAL.
Dadih telah dipelajari, baik secara in vitro atau in vivo, memiliki potensi manfaat kesehatan.
BAL asli yang ditemukan dalam dadih memiliki sifat antimikroba, hipokolesterolemia, antimutagenik, antioksidan, dan imunomodulator, serta menjadi sumber Gamma-Aminobutyric Acid (GABA) atau agen anti-stres dan pembentukan folat.
Mikroba asli, termasuk Lactic Acid Bacteria (BAL) dan ragi, yang ditemukan dalam susu kerbau dan tabung bambu juga berkontribusi pada pembentukan rasa dan tekstur dadih yang diinginkan.
Penelitian masih berlangsung untuk menemukan potensi manfaat kesehatan dan meningkatkan kualitas sensorik dadih.
Namun, banyak tantangan yang ditemukan dalam produksi dadih. Penurunan produksi susu kerbau karena penurunan populasi kerbau dalam dua dekade terakhir diamati.
Selanjutnya, berbagai sifat dadih diamati karena fermentasi spontan dan berbagai komposisi mikroba dalam susu kerbau dan tabung bambu yang digunakan dalam fermentasi.
Untuk melestarikan produksi dadih sebagai makanan tradisional Minangkabau, pemerintah daerah mengontrol program budidaya kerbau, sementara banyak peneliti telah mempelajari cara-cara alternatif untuk menemukan sumber susu alternatif, standarisasi, dan spesifikasi dalam proses fermentasi dadih, dan kontrol kualitas susu dadih.
Dengan berbagai jenis pengembangan, dadih akan lebih signifikan dalam industri makanan.
Kompetisi DSDC
Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, mengikuti kompetisi internasional DSDC diselenggarakan Institute of Food Technologists Student Association (IFTSA) di Chicago, 10 – 13 Juli 2022.
Kompetisi diadakan setiap tahun, menggali ide-ide kreatif para mahasiswa menghadapi permasalahan pangan yang umumnya dihadapi negara-negara berkembang.
Laman Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago, Amerika Serikat, Sabtu, 16 Juli 2022, mengutip keterangan Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, topik yang diangkat, membuat yogurt yang tahan di suhu ruangan tanpa menghilangkan bakteri baiknya.
Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, membawa produk dadih, yogurt tradisional dari Sumatera Barat.
Dadih masih banyak diproduksi secara tradisional dengan masa kadaluarsa yang relatif singkat dan dengan jumlah produksi yang terus menurun.
Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, menawarkan ide berupa produk dadih bernama DadYo yang tahan lama, higienis, dan mengandung lebih banyak probiotik.
Tujuannya melestarikan salah satu kuliner khas Minangkabau di Provinsi Sumatera Barat.
Ide Marcellus Arnold dan Yolanda Victoria dinilai Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago sebagai inovasi terbaik dan terpilih sebagai juara pertama dewan juri dari kalangan praktisi dan akademisi di bidang pangan.
Juara kedua dan ketiga pada kompetisi disabet dua tim dari Universitas Kosta Rika.
Selain Marcellus Arnold dan Yolanda Victoria, terdapat dua lagi tim mahasiswa Indonesia yang masuk sebagai finalis dan memperoleh predikat honorable mention.
Tim Cryogurt dari Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, Provinsi Jawa Tengah: Leony Kristina, Alicia Brillia Sarwono, dan Severus Ryan Wisastra, mengembangkan yogurt instan yang diolah dan dikemas dalam bentuk bubuk.
Bagi Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang, ini, merupakan prestasi tersendiri karena merupakan pertama kali mengirim tim dalam kompetisi DSDC.
Tim lainnya dari Indonesia adalah Sumber Rejeki dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Provinsi Jawa Barat, beranggotakan Muhammad Izzuddin, Shidqiyya Aufan Nada, dan Navyo Andi Firmansyah. IPB berpartisipasi di DSDC sejak 2011.
Pada kompetisi tahun 2022, mereka mengikuti secara online, menawarkan produk yogurt susu kedelai untuk konsumen vegan dan lactose intolerant yang diberi nama Soy-AY.
Laman Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Chicago, mengutip Meri Binsar Simorangkir, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Chicago, menjelaskan, keikutsertaan para mahasiswa Indonesia dalam kompetisi merupakan sesuatu hal yang positif, serta patut mendapatkan dukungan dan apresiasi.
“Berhasilnya mahasiswa Indonesia mengikuti putaran final kompetisi DSDC ini, bahkan merebut juara pertama, menandakan bahwa Indonesia terus mampu mencetak generasi muda yang berkualitas dan mampu bersaing secara global,” kata Meri Binsar Simorangkir, sebagaimana dilansir laman Kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Chicago, Sabtu, 16 Juli 2022.
Tawaran beasiswa
Yolanda Victoria, mendapat beasiswa Pemerintah Polandia, melalui tawaran beasiswa pascasarjana Stefan Banach bagi pelajar Indonesia di bulan April-Mei setiap tahun.
Yolanda Victoria lulus seleksi di Jakarta pada Ignacy ?ukasiewicz Narodowa Agencja Wymiany Akademickiej (NAWA) Scholarship Programme.
Yolanda Victoria, diterima di Program Strata-2 (S-2) dan Program Strata-3 (S-3) Pozna? University of Life Sciences, Polandia.
“Khusus S-3 pada Program S-3 Food Technology and Nutrition,” kata Yolanda Victoria.
Yolanda Victoria dapat beasiswa karena punya skor International English Language Testing System (IELTS), Test of English as a Foreign Language (TOEFL) cukup baik, dengan dibarengi keinginan mau lihat dunia, mau networking jadi scientist.
Mulai riset soal fruit oil authenticity, keaslian minyak buah, fokus pada physicochemical properties of berry seeds oil.
Ikut pertukaran mahasiswa di Polandia, lewat Erasmus+ Traineeship Program ditekuni di tahun akhir Program Studi S-2, dan menjelang kuliah Program Studi S-3 berlangsung, Yolanda Vicotoria jadi pemagang riset di Czech University of Life Sciences, Praha, Ceko dan Free University of Bozen-Bolzano, Bolzano, Italia.
“Di kampus Praha, riset tentang efek antimikrobial dari tumbuhan medis tropis.Sementara itu di kampus Italia, riset pengembangan metode otentikasi butter,” kata Yolanda Victoria.
Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, sesama mahasiswa Program Studi Strata-3 Pozna? University of Life Sciences, Polandia, telah menerbitkan banyak jurnal ilmiah, sesuai bidang keilmuannya, di antaranya.
Pertama, Tempoyak: Fermented durian paste of Malay ethic and its functional properties, dalam International Journal of Gastronomy and Food Sicence, Jumat, 23 April 2021
Kedua, Characterization of Dadih: Traditional Fermented Buffalo Milk of Minangkabau, dalam mdpi.com, Kamis, 19 Agustus 2021
Ketiga, Sangga Buwana as Food Acculturation: Yogyakarta Royal Traditional Food, dalam jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id, Vol 23, No. 2 (2021).
Perkenalkan Akulturasi Pangan Belanda Indonesia
Yolanda Victoria Rajagukguk, gadis cantik keturunan Dayak, calon doktor di Pozna? University of Life Sciences, Polandia, memperkenalkan akulturasi pangan Eropa dan Asia: Indonesia dan Belanda.
Namanya Sangga buwana, masakan yang dipengaruhi kebudayaan Jawa-Belanda, yang menjadi salah satu hidangan favorit para sultan Yogyakarta.
Hidangan sangga buawana, dituangkan Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, sesama mahasiswa Program Studi Strata-3 (S-3) Pozna? University of Life Sciences, Polandia, dalam jurnal ilmiah di jurnalantropologi.fisip.unand.ac.id, Vol 23, No. 2 (2021), dengan judul: Sangga Buwana as Food Acculturation: Yogyakarta Royal Traditional Food.
Yolanda Victoria dan Marcellus Arnold, sebagai pemenang kompetisi Developing Solutions for Developing Countries (DSDC) di Chicago, Amerika Serikat, 10 – 13 Juli 2022.
Memperkenalkan dan menyebarluaskan pengetahuan tentang sangga buwana hasil akulturasi pangan, dengan fokus pada sejarah, filosofi, cara pengolahan, dan nilai gizinya.
Sangga buwana terdiri dari beberapa komponen, antara lain choux pastry, ragout, selada, telur rebus, sawi jawa, dan acar sayur.
Dukung diversifikasi pangan
Sangga buwana sendiri dan setiap komponen yang menyusunnya memiliki filosofi yang bermakna tentang ciptaan Tuhan.
Ini memberikan keinginan dan makna penting bagi pasangan pengantin baru dalam upacara pernikahan kerajaan. Itu hanya disajikan untuk sultan, keluarga kerajaan Yogyakarta, dan tamu penting mereka.
Namun saat ini sangga buwana lebih mudah ditemukan di restoran, pasar tradisional atau festival makanan di Yogyakarta.
Pelestarian budaya sangga buwana telah dilakukan melalui festival budaya, lokakarya memasak, dan pengembangan penelitian menggunakan bahan-bahan lokal untuk menyiapkannya yang dapat mendukung diversifikasi pangan
Penjajahan Belanda berdampak positif diakulturasi makanan tradisional di Indonesia,misalnya di Jogjakarta. Sangga buwana adalahsalah satunya, yang menjadi salah satu favorithidangan Hamengkubuwono VIII.
Filosofi darisangga buwana berkaitan dengan ciptaan Tuhan danakulturasi makanan. Ini juga menyampaikan pesan kepadapasangan pengantin baru untuk mandiri dan bisamenopang kehidupan mereka sendiri setelah menikah.
Karenafilosofi yang bermakna di balik penciptaan sanggabuwana, orang-orang saat ini perlu melestarikan inimakanan tradisional.
Beberapa cara budayapelestarian sangga buwana dilakukan,termasuk lokakarya memasak dan budaya tahunanFestival di Pasar Kangen Yogyakarta.
Lebih-lebih lagi,diversifikasi pangan dengan menggunakan bahan-bahan lokal, seperti
sebagai tepung sukun sebagai bahan penggantitepung terigu berpotensi untuk dikembangkanproduksi sangga buwana.
Akulturasi budaya
Studi lebih lanjut tentangsangga buwana dalam berbagai aspek bisa diusung
sesuai dengan informasi dan pengetahuan.
Sejarah dan Komponen Sangga Buwanaangga buwana adalah makanan tradisional yang dihasilkandari akulturasi budaya Jawa danbudaya Eropa.
Ini adalah kue berbasis chouxsnack, isi ragout (daging cincang rebus),sayuran, dan komponen lainnya.
Sejarah sangga buwana dimulai pada saatmasa pemerintahan Hamengkubuwono VII (1877 - 1921), sultan ketujuh Yogyakarta.
Hamengkubuwono VII memiliki preferensi yang lebih sehatmakanan tradisional dengan kandungan lemak rendah.
Namun, penciptaan dan pengembangan utama sangga buwana dilanjutkan pada masa pemerintahanpenggantinya, Hamengkubuwono VIII (1921 - 1939).
Pada masa pemerintahan Hamengkubuwono VIII,karena sultan sering mengundang Belanda ke perjamuan,kehadiran Belanda dan budaya mereka dipengaruhilebih banyak budaya di Keraton Yogyakarta (KeratonYogyakarta)
Pertunjukan senidi istana, seperti tarian tradisional, mulaiuntuk menggunakan properti baru seperti kaca sloki (kecilgelas untuk minum minuman keras) dan pistol, yang lebih dari ituproperti modern pada periode itu, dipengaruhi oleh baratbudaya.
Selain pertunjukan seni, menu atauhidangan yang disajikan di istana juga lebih dipengaruhi
oleh budaya barat atau belanda, termasuk penciptaansangga buwana.
Itu adalah R.W. Hendrobudjono, yangmemasak dan menciptakan sangga buwana. Dia adalahpemimpin Pawon Prabeya, salah satu dapur istanauntuk menyiapkan hidangan sehari-hari untuk sultan Yogyakarta,khususnya masakan Jawa dengan pengaruh dari
budaya Eropa, dan Belanda.
Sejak saat itu, sangga buwana menjadi salah satumakanan favorit Hamengkubuwono VIII. Budayaberubah, mengikuti budaya barat, di istanadilakukan oleh Hamengkubuwono VIII dengan tujuandari hubungan politik.
Hamengkubuwono VIII dimaksudkanmenjalin hubungan baik dengan Belanda, dan
berharap bahwa konflik antara orang-orangnya danBelanda bisa dipadamkan.
Perlu diperhatikan bahwa pada saat ituwaktu, hampir tidak mungkin untuk bertarung melawankolonialisme Belanda.Sangga buwana hanya disajikan di antarapriyayi (kelas elit dalam tradisi Jawa) dan kerajaankeluarga di Keraton Yogyakarta (Keraton Yogyakarta).
Diajuga disajikan untuk tamu penting dalam pernikahan kerajaan.
Resepsi pernikahan
Terkadang,orang-orang yang masih kerabat keluarga kerajaanjuga melayani sangga buwana dalam resepsi pernikahan diwaktu yang tidak terlalu dekat dengan waktu makan sehari-hari(sarapan, makan siang, dan makan malam), misalnya jam 9 - 10
AM atau 3 - 5 sore.
Saat ini, pasar tradisional atau festival makanandi Yogyakarta memperkenalkan sangga buwana kepada masyarakat.
Misalnya, sangga buwanadapat ditemukan di Pasar Kangen Yogyakarta (atauPasar Kangen Jogja), yang merupakan budaya tahunanfestival, yang diselenggarakan oleh pemerintah Yogyakarta diTaman Budaya Yogyakarta.
Dalam budaya inifestival, para pengunjung dapat menemukan berbagai kuliner masakan
dan berbagai macam barang lama dari masa lalu jugaseperti menikmati pertunjukan seni tradisional.
Sangga buwana dan hidangan lainnya dariKeraton Yogyakarta juga dapat ditemukan di beberaparestoran di Yogyakarta, seperti Bale Raos danGadri Resto. Ada tiga bagian atau komponen utama dalamsangga buwana.
Bagian pertama adalah choux pastry yang diisidengan ragout yang terbuat dari daging cincang dan sayuran.
Bagian kedua adalah telur ayam rebus, yang dipotong-potongsetengah untuk membuat bentuk parabola. Ini setengah matangtelur, lengkap dengan bagian putih dan kuningnya, menutupisisi atas kue choux dan ragout.
Setengah initelur rebus dilumuri mustard jawa di atasnyaatasnya. Terkadang, choux berbentuk leher angsakue ditambahkan di atas telur.
Untuk yang ketigasebagian, pelengkap lainnya ditambahkan sebagai hiasantermasuk selada, dan acar (atau acar) yang terbuat darimentimun, wortel, nanas, dan terkadang bawang merahirisan atau irisan cabai rawit (Capsicum annuum).
Sangga buwana lengkap kemudian disajikan dipiring, dengan garpu kecil untuk memakan sangga buwana ini.
Filosofi sangga buwana
Filosofi Sangga BuwanaDalam kata “sangga buwana”, “sangga” berartimenopang, sedangkan “buwana” berarti dunia atau kehidupan.
Di dalam dunia. Jadi, “sangga buwana” berartimenunjang kehidupan di dunia.
Dalam pernikahanupacara, di mana sangga buwana disajikan, itu memberiarti atau keinginan pasangan yang baru menikahmandiri, sehingga dapat menghidupi dirinya sendiri
lebih jauh.
Sangga buwana juga melambangkan manusiapengakuan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang menciptakandunia dan segala isinya.
Setiap komponen dalampenyusunan sangga buwana merepresentasikanciptaan Tuhan. Kue choux mewakilidunia; selada mewakili tanaman dan pohon yangmemegang dan mendukung dunia; ragout melambangkanmanusia dan keragaman di dunia.
Kemudian, telur rebusmenggambarkan pegunungan; mustard Jawa (atau beberapasumber menyebutkan mayones) menyerupai langit;dan acar sayuran mewakili bintang-bintang dansemuanya memenuhi langit.
Oleh karena itu, ketika mengkonsumsi sangga buwana, masyarakatakan mengingat tentang segala sesuatu yang Tuhan telah ciptakanuntuk mereka.
Rasa yang bervariasi dari komponen tersebut,seperti asam dari acar atau sawi jawa, dan
manis dan asin dari ragout, juga mengingatkanpasangan pengantin baru bahwa hidup tidak selalu baik ataumanis, tetapi juga terkadang mereka akan menemukan kesulitan
dan kesedihan.
Rasa lengkap didapat darisangga buwana juga melambangkan berbagaipengalaman yang mungkin dihadapi manusia selama hidupnya.
Tapi di atas segalanya, semuanya adalah pemberian dari TuhanMahakuasa. Jadi, beginilah cara sangga buwana memberitahu orang-orangtentang hidup.
Sudut pandang akulturasi
Dari sudut pandang lain, terutama dari makanansudut pandang akulturasi, sangga buwana bisajuga menjadi simbol keragaman.
Akulturasi makanan,lebih sering mengikuti budaya barat atau Belandaterjadi pada masa pemerintahan SultanHamengkubuwono VIII.
Itupengaruhnya dapat ditemukan dalam bahan-bahanhidangan di istana. Misalnya sayur-sayurandengan saus mayonaise, puding, dan kueyang mewakili pengaruh budaya barat.
Disangga buwana, dari sudut pandang lain olehnarasumber, Sunjata, bahan-bahan yang digunakan untuk membuatsangga buwana juga menunjukkan simbolakulturasi budaya dari berbagai negara dan daerah.
Ituchoux pastry berasal dari budaya barat, termasukbudaya Belanda. Seperti yang juga disebutkan beberapa sumbermayones (sebagai pengganti mustard jawa)di sangga buwana, juga dikenal mayonesberasal dari Prancis, ditemukan oleh Duke de Richelieu's
koki pada tahun 1756.
Adajuga ragout dari negara-negara Asia dan Eropa, danacar dari Asia.Oleh karena itu, dalam satu porsi sangga buwana, kita dapattemukan berbagai budaya dari berbagai negara ataudaerah.
Menurut narasumber, Yuwono,Yuwono juga menjelaskan bahwa istilah “sanggabuwana” juga dikenal di Surakarta (juga dikenal sebagaiSolo), Jawa Tengah, Indonesia.
Di Surakarta,bukannya sebagai makanan tradisional, sangga buwana adalahdikenal sebagai nama panggung.
Sangga PanggungBuwana adalah menara yang digunakan oleh SurakartaIstana Kesultanan, dari mana sultan bisabermeditasi dan berkomunikasi dengan orang-orang, Tuhan, sebagaiserta Kanjeng Ratu Kencanasari (tokoh legendarisdi Jawa dan Bali). Dibangun pada abad ke-18, selamamasa pemerintahan Pakubuwana III.
Topang kehidupan rakyat
IniPanggung Sangga Buwana juga melambangkan kehadiransultan untuk menopang kehidupan rakyatnya.
Kehadiran sultan di panggung ini bisa jadi pengingatbagi sultan sendiri untuk mensejahterakan rakyatnya.
Pemanfaatan panggung adalahberdasarkan hal-hal mendesak yang dihadapi SurakartaIstana Kesultanan.
Panggung dapat digunakan untuk menyampaikanpermintaan maaf kepada roh yang dihormati jika salah satu daripenari Bedhaya Ketawang sedang memilikinyasiklus menstruasi.
Dengan tujuan untuk melakukanTari Bedhaya berhasil, permintaan maaf akan menjadi
disampaikan dalam bentuk sesajen bunga dankemenyan.
Bedhaya adalah tarian Jawa klasikberasal dari Keraton Kasultanan Surakarta. Diadibawakan oleh penari wanita dari istana selamaacara-acara sakral.
Selanjutnya, Kasultanan Surakarta jugamengenal tarian tradisional, bernama “Bedhaya
Sangga Buwana”, terinspirasi dari panggungdiri. Tarian dimulai dengan menabur bunga dengangerak tari tidak beraturan yang melambangkanpenyucian menuju ketenangan.
Para penari memakaikostum dengan interpretasi khusus selama Bedhaya Tarian tradisional Sangga Buwana. Kostumnyatermasuk (1) kain dodot dengan Parang Kusuma
dekorasi melambangkan ketegasan dan kekuatan, (2) biruselendang melambangkan keanggunan dan cinta, (3) hijau-hiasan rambut berwarna melambangkan kesuburan, (4) emas-dekorasi berwarna melambangkan kesuksesan, (5)untaian melati melambangkan kesucian, (6) mahkotamelambangkan penguasa tertinggi.
Filosofi di balikKostum Bedhaya Sangga Buwana juga demikianterkait dengan filosofi makanan sangga buwanamembentuk Kesultanan Yogyakarta.
Filosofi utama dariTari tradisional Bedhaya Sangga Buwana adalahkeseimbangan antara pikiran, tubuh dan jiwa, sertakeharmonisan hidup.
Setelah semua komponen disiapkan, platingdan garnishing dilakukan. Cara pelapisan
dan garnish sangga buwana juga bermacam-macam,tergantung orang yang menyiapkannya.
Metodedari plating dan garnishing sangga buwana ditampilkan. Umumnya,choux pastry dipotong menjadi dua bagian selada,ragout, dan setengah telur rebus kemudian ditambahkan di antarabagian-bagian ini.
Sawi jawa itudituangkan di atas telur setengah matang. Acar adalahbiasanya disajikan di piring yang berbeda.
Perlu diperhatikanbahwa setiap komponen yang digunakan untuk mempersiapkan sangga
buwana memiliki makna dan filosofi, dijelaskan dalamseksi 2Informasi tentang fakta nutrisi seseorangporsi sangga buwana.
Sangga buwana bisadikategorikan sebagai satu hidangan, seperti burger atausandwich, dan terdiri dari karbohidrat darichoux pastry, protein dan lemak dari daging di ragout dan
telur, dan vitamin dan mineral dari acarsayuran dan selada.
Nutrisi lengkap terdapat pada sanggabuwana, seperti karbohidrat, protein, dan lemak
yang berkontribusi pada nilai energi sedang, buatlahdikonsumsi tanpa tambahan atau tambahan apapun.
Pilihan hidangan sehat
Namun, porsi kecil sangga buwana (65g/porsi) membuatnya dikonsumsi sebagai camilan, bukanhidangan utama saat sarapan, makan siang, atau makan malam.
Selain nutrisinya yang lengkap, sanggabuwana juga disiapkan segar, tanpa tambahan apapundari bahan pengawet makanan. Oleh karena itu, ini bisa menjadi pilihandari hidangan yang lebih sehat.
Sangga Buwana dari Waktu ke WaktuMengikuti situasi sosial dan ekonomiperubahan dari waktu ke waktu, modifikasi darisangga buwana telah terjadi, terutama dibahan dan resep.
Misalnya,substitusi daging sapi dengan ayam sebagai bahan utamabahan ragout sangga buwana. Lebih-lebih lagi,pemanfaatan komoditas lokal sebagai substitusibahan telah dilakukan untuk mendukungdiversifikasi pangan.
Potensi tepung sukun(Artocarpus altilis) sebagai pengganti tepung terigu untukbuat kue choux dari sangga buwana jugadilaporkan.
Diversifikasi makananmenggunakan bahan-bahan lokal bisa menjadi cara untuk berubah
dan juga memperbaiki pola konsumsi masyarakatuntuk meningkatkan kualitas nutrisi produk.
Diversifikasi pangan dimakanan tradisional juga bisa mendukung petani lokal.Perkembangansangga buwana masih buka sampai saat ini. Caramelayani sangga buwana juga kadang-kadangperubahan, seperti penambahan emping (keripik yang dibuat)
dari biji melinjo (Gnetum gnemon) untuk meningkatkanrasa sangga buwana.
Sebagai salah satu upaya untukmelestarikan budaya, pengenalan sanggabuwana melalui workshop memasak dilakukan diIstana Kepresidenan, Yogyakarta tahun 2018 menopang kehidupan mereka sendiri setelah menikah.
Makanan tradisional
Karenafilosofi yang bermakna di balik penciptaan sanggabuwana, orang-orang saat ini perlu melestarikan inimakanan tradisional.
Beberapa cara budayapelestarian sangga buwana dilakukan,termasuk lokakarya memasak dan budaya tahunanFestival di Pasar Kangen Yogyakarta.
Lebih-lebih lagi,diversifikasi pangan dengan menggunakan bahan-bahan lokal, seperti
sebagai tepung sukun sebagai bahan penggantitepung terigu berpotensi untuk dikembangkanproduksi sangga buwana.
Studi lebih lanjut tentangsangga buwana dalam berbagai aspek bisa diusung
sesuai dengan informasi dan pengetahuan. **