RAMADHAN adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh ummat Rasulallah SAW. Di mana bulan ini ummat Muhammad SAW. Paling tidak mendapat tiga peringkat kemenangan: Pertama, mendapatkan ampunan. Kedua, mendapatkan rahmat (dikeluarkan dari kegelapan kepada yang terang benderang). Ketiga, terpelihara dari api nereka. Dengan semangat kemenangan tersebut, Nabi pernah bersabda “Ketika datang bulan ramdahan, terbuka pintu-pintu surga dan tertutup pintu-pintu nereka dan syetan-syetan dibelenggu”.
Dengan semangat meraih kemenangan, selanjutnya bagaimana agar supaya sabda Nabi Muhammad SAW tersebut bisa terialisasi dalam kehidupan ummat. Dalam hal ini penulis tertarik untuk membahas tentang syetan yang dibelenggu!.
Dalam beberapa firman Allah SWT, di dalam kitab Al-Quran bahwa syetan itu adalah musuh yang nyata bagi ummat Islam. Seperti QS. Al-Baqorah ayat 98, 208. Surah Al-An’am ayat 142, Surah Yusuf ayat 5, Surah Fatir ayat 6, Surah Yasin ayat 60, Surah Azzukhruf ayat 62.
Tahap berikutnya setelah dikabarkan bahwa syetan itu adalah musuh yang nyata, lalu bagaimana kemudian ummat Islam mampu memenangkan peperangan dengan syetan sebagaimana yang difirmakan oleh Allah SWT?.
Syetan mesti dikenali dari sifat dan perbuatannya, dalam firman Allah SWT QS Asyu’ara’ ayat 221-226 “ Maukah aku kabarkan kepadamu, kepada siapa-siapa syetan-syetan itu turun?, mereka (syetan) turun kepada para pendusta lagi banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran dan kebanyakan mereka adalah para pendusta, dan penyair-penyair itu diikuti oleh orang-orang sesat, tidakkah kamu melihat bahwasanya mereka mengembara ditiap-tiap lembah, dan bahwasanya mereka mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan”.
Firman Allah SWT di atas memberikan kabar kepada ummat Islam, bahwasanya syetan itu nyata kapada para pendusta, para pendosa dan para pengata yang tidak bisa mengamalkan perkatannya. Ketika sifat dan perbuatan itu ada pada diri ummat, maka nyatalah syetan belum terbelenggu pada dirinya. Sebab itulah mesti dikenali hubungan puasa dengan sholat?.
Sabda Nabi Muhammad SAW. “Mula-mula yang akan dihisab bagi seorang hamba di sisi Allah ketika hari kiamat adalah sholat, ketika bagus sholatnya maka baguslah seluruh amalnya, dan ketika jelek sholatnya maka jelaklah seluruh amalnya”.
Dari itulah terlepas dari perbedaan tentang jumlah rakaat dalam sholat tarawih yang tidak sama antara masjid yang satu dengan masjid yang lain, yang jelas sholat sunnah yang dianjurkan dalam bulan Ramadhan dan hanya ada pada bulan ramadhan adalah sholat sunnah tarawih. Kenapa mesti ada sholat tarawih bagi orang yang akan melaksanakan puasa Ramadhan?.
Karena ibadah apapun termasuk berpuasa tidak bisa lepas dari sholat, sebagaimana apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW di atas.
Ummat Muhammad Rasulallah SAW yang akan mempuasakan dirinya untuk tidak berkehendak mengikut hawa-nafsunya yang ada pada tubuhnya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. “Nyata musuh yang mesti kamu perangi, ada pada tubuhmu sebatang yang berbisik-bisik diantara dua lambungmu”.
Maka mesti ia mendirikan sholat, dan sholat yang dianjurkan bagi ummat Muhammad Rasulallah SAW ketika bulan Ramadhan adalah sholat sunnah tarawih yang artinya “sholat sunnah besenang-senang”, karena ummat Muhammad Rasulallah SAW tahu persis tentang musuhnya (syetan), dan tahu cara mencegahnya, yaitu dengan cara mendirikan sholat, karena hanya sholat yang bisa mencegah perbuatan keji dan munkar sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Ankabut ayat 45: dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah perbuatan keji dan munkar, dan mengingat Allah itu adalah ibadah yang paling besar, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Di mana musuh itu ditimbulkan oleh bisikan syetan berupa hawa-nafsu.
Dari itulah meskipun sholat tarawih hukumnya adalah sunnah, tetapi ia tidak bisa dilepaskan dari puasa bulan Ramadhan, karena sesuai dengan sabda Nabi Muhamamad SAW. “ketika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya”.
Tidakkah ketika ummat berdusta itu adalah perbuatan syetan?, dan hukumnya adalah dosa, ia berkata sesuatu yang tidak ia kerjakan, oleh sebab itu maka cara membelenggu syetan yaitu sesuai dengan yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW. “berkatalah yang baik, atau diam saja”.
Ketika kebaikan yang dikatakan dan yang dikerjakan oleh ummat, maka tertutuplah pintu-pintu nereka dan terbukalah pintu-pintu surga. Sehinga bulan Ramadhan akan berguna bagi 11 bulan berikutnya, karena ummat Muhammad Rasulallah SAW, telah tahu betul cara menahan dirinya untuk tidak mengikuti langkah-langkah syetan dengan menahan dirinya untuk tidak berbuat hawa-nafsu, karena hawa-nafsu itu dunianya syetan, maka dengan cara mendirikan sholat terbelenggulah syetan di bulan Ramadhan, karena Ramadhan itu adalah bulan ummatnya Muhammad Rasulallah SAW.
Maka dia mendapatkan kemenangan, kembalilah ia keasalnya yaitu fitrah sebagai hamba Allah yang suci, maka disebut dia merayakan ‘Idul Fitri, artinya dia kembali ke fitrahnya yang berasal dari Allahu Akbar. Selanjutnya selesai melaksanakan puasa sebulan penuh, kemudian dia bertakbir, mengagungkan Tuhannya yang telah menolong ia dan melatih ia selama sebulan penuh, untuk ia pergunakan selama setahun. (*)